IRAWAN WIBISONO/RADAR SOLO |
Tas haji dari pemerintah memang tak jelek. Namun Tri Handoko membuka jasa ganti tali tas haji dengan jaminan kualitas lebih baik. Empat musim haji telah dilalui dengan berbagai lika-likunya. Seperti apa?
----------------------
IRAWAN WIBISONO, Boyolali
---------------------
TIGA orang duduk bersila di salah satu kios oleh-oleh haji Gedung Arafah, kompleks Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Ketiganya memegang tas kecil dengan model senada. Tanpa banyak bicara, kedua tangan langsung mencopot tali dan mengganti dengan tali yang baru. Sementara di sebelah mereka ada lima calon jemaah haji duduk di kursi sembari melihat dengan seksama.
“Ini bapak, sudah jadi,” kata Tri Handoko kepada salah satu jemaah sembari menyerahkan tas yang telah diganti talinya.
Sekilas tas berisi identitas dan surat-surat penting jamaah haji itu tak ada perubahan. Hanya ada tulisan ‘Embarkasi Solo’ dan bendera merah putih yang dicetak di tali tas. “Tali dari kami lebih kuat. Karena kami tambah pengamannya juga agar nanti saat berdesak-desakan tidak mudah putus. Tambah lagi sablon yang menunjukkan jamaah dari Embarkasi Solo,” imbuh pria 32 tahun ini.
Untuk sekali service, Tri mematok tarif Rp 15 ribu. Angka yang sangat kecil untuk jamaah haji. Dengan harga sebesar itu, jamaah mendapatkan tali baru dengan kualitas lebih baik. Dia sendiri mengaku dengan nominal yang murah tersebut tidak mendapatkan untung yang besar. Tanpa menyebut besaran keuntungan, pemuda asal Ngemplak, Boyolali itu bisa digunakan untuk bekal usahanya setelah musim haji rampung.
“Ini memang sifatnya hanya membantu jamaah saja biar tas yang dibawa bisa awet. Tidak memaksa. Sehari ya ada 30-an jamaah yang ke sini,” akunya.
Uniknya, usaha yang berjalan empat musim haji ini tak pernah mengubah harga. Sejak musim haji 2014 hingga 2018 harga jasa yang diberikan tetap Rp 15 ribu per tas. Kembali dia menyebut servis tas yang dijalani hanya bersifat membantu, tidak mengejar keuntungan yang besar. Bahkan dia berharap jamaah yang menggunakan jasanya bisa mendoakan di Tanah Suci.
“Doa di sana (Mekah) insya Allah terkabul. Didoakan biar sehat gitu saja sudah cukup,” kata Tri Handoko.
Ya, hanya cukup doa dari Makkah sudah cukup membuat Tri memperoleh modal membuka usaha servis tas. Hal itu ditanggapi positif oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo.
Kasubag Humas PPIH Afief Mundzir menganggap seluruh pelayanan yang diberikan di embarkasi adalah untuk memudahkan jamaah dalam melaksanakan ibadah. Termasuk penyediaan sarana-prasarana hingga penjualan oleh-oleh haji. Salah satunya adalah penyediaan jasa service tas haji.
“Sebenarnya tas dari pemerintah itu sudah baik. Namun ini konsepnya memang saling membantu. Kami buka peluang kepada masyarakat untuk membuka usaha, dan alhamdulillah bisa saling membantu,” katanya. (*/bun)