ekosutopo/purworejoekspres |
Proses pencarian korban oleh tim gabungan dilakukan sejak Selasa (24/7) malam. Pencarian dilakukan menggunakan perahu karet Basarnas dan perahu jukung milik nelayan sejauh 2 kilometer. Sedangkan pencarian darat dilakukan dengan menyisir di sepanjang pinggir Sungai Jali sejauh 2 kilometer.
Baru pada Rabu (25/7/2018) siang seorang nelayan menemukan sesosok mayat di sekitar lokasi saat hendak menarik jaring ikan miliknya.
“Kami mendapatkan laporan sekitar pukul 10.30 WIB dari nelayan yang melihat tubuh korban di sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya tim SAR dan petugas dari BPBD, Polsek dan Koramil Ngombol, mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi. Lokasi penemuan berada sekitar 50 meter dari lokasi kejadian korban terseret gelombang,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Purworejo, Hery Susanto.
Dari hasil pemeriksaan dan identifikasi dipastikan bahwa mayat tersebut positif merupakan korban tenggelam yang terseret gelombang di muara Sungai Jali. Selanjutnya, korban dibawa ke Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo untuk dilakukan visum.
Sekretaris Desa Keburuhan, Sandi, menyebutkan bahwa sebelum hilang, korban hendak mencari ikan bersama adiknya di muara Sungai Jali yang berbatasan dengan Pantai Buruhan, Selasa (24/7) petang. Saat gelombang pasang menerjang korban terseret arus hingga tenggelam, sedangkan adiknya berhasil menyelematkan diri.
“Korban bersama adiknya di utara tanggul, namun karena gelombang pasang melewati tanggul sehingga keduanya terhantam ombak,” sebutnya.
Arus balik dari gelombang pasang tersebut dengan kuat menyeret keduanya ke arah laut, sehingga korban tidak dapat menyelamatkan diri. Adik korban sempat berlari menjauhi sapuan gelombang akhirnya luput dari arus yang menghantam. Ia sempat berusaha memberikan pertolongan dengan menarik tangan korban, tetapi pegangan tangan kakaknya terlepas.
“Adik korban sempat lari ke utara untuk menghidari ombak. Ia sempat menarik tangan korban tapi tidak berhasil, sehingga kakaknya terserat dan tenggelam,” ujarnya. (top)