YERI NOVEL/RADAR SLAWI |
Dari informasi yang dihimpun, YW alias Abu Riski ditangkap di Jalan Raya Dukuh Randu Balamoa, Pangkah, Kabupaten Tegal, sekitar pukul 08.30. Sedangkan M. Yusuf ditangkap di kamar kosnya, di RT 1 RW 1 Desa Bandasari, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, sekitar pukul 09.00. YW alias Abu Riski merupakan warga Desa RT 12 RW 04 Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Sementara M. Yusuf, warga RT 8 RW 2, Desa Kepunduhan, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto SIK MH, melalui Kabag Ops Kompol Joko Wicaksono membenarkan adanya operasi sunyi yang dilakukan tim Satgas Densus 88 Anti Teror di wilayah hukummya. ”Kami otoritas wilayah tidak bisa memberikan statemen terkait operasi ini. Yang jelas, sebelumnya sudah ada koordinasi secara matang terlebih dahulu antara tim dengan pihak Polres tegal,” ungkapnya.
Kasi Pemerintahan Desa Semedo Agus, membenarkan jika YW merupakan penduduk asli Desa Semedo. Setiap hari YW berprofesi sebagai penjual kacamata di dekat Pasar Kemantran, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. ”Dia (YW) memang warga kami. Orangnya pendiam. Tadi pagi (kemarin) ditangkap Densus,” ungkapnya.
Setelah menangkap YW, Tim Detasemen Khusus ini langsung mendatangi optik milik YW di Jalan Garuda, Desa Kemantran, Kecamatan Kramat. Di kios itu, tim yang mengendarai tiga mobil dan sejumlah sepeda motor roda dua menyita barang milik terduga teroris. ”Infonya ada dua orang yang ditangkap. Tapi saya tidak begitu tahu,” kata Kepala Desa Kemantran Sugeng, saat dihubungi melalui sambungan telephon seluller.
Sugeng mengaku tidak menyangka jika penjual kacamata Optimal Optik itu merupakan terduga teroris. Sejauh ini, orang tersebut tidak pernah berbuat kriminal. Mereka cenderung pendiam dan tertutup. ”Barang-barangnya digeledah semua. Mungkin ada yang dibawa (barangnya),” tuturnya.
Berbeda dengan yang dikatakan Dasmo,36, salah satu pekerja bengkel yang berada di sebelah toko optik kacamata milik YW. Selain kedua terduga teroris itu, Tim Densus 88 juga mengamankan seorang karyawan YW yang berada di toko Optimal Optik di Kemantran. Karyawan itu berinisial Fb. Warga Kabupaten Brebes. ”Dia (Fb) sempat diinterogasi di dalam toko sekitar 10 menitan. Lalu dibawa pergi oleh orang-orang itu (Tim Densus),” tutur Dasmo.
Usai menggeledah optik di Kemantran, Tim Densus yang bersenjata lengkap ini mendatangi rumah kos MY di Desa Bandasari, Kecamatan Dukuhturi. Saat itu, MY sedang menyapu di depan kamar kosnya. ”Tiba-tiba datang tiga orang pakai sepeda motor, langsung nangkap, ditutup kepalanya terus dibawa pakai sepeda motor,” ujar Susi, salah satu warga yang melihat penangkapan itu.
Menurut Susi, tiga orang yang menangkap MY tidak mengenakan seragam. Mereka seperti orang biasa. Tidak membawa senjata. Ketiganya langsung pergi setelah melakukan penangkapan. ”Saya kaget, kirain ada penculikan,” ucapnya.
Sementara, seorang tetangga kamar kos MY, Isti,23, menuturkan, MY baru sekitar dua bulan menghuni kamar tersebut. MY bersama istri dan satu orang anak. ”Di sini tinggal sama istri dan satu anak yang masih bayi. Sehari-hari tertutup. Jarang ngobrol. Kerjanya katanya optik keliling,” terangnya.
MY merupakan sales optik yang dikelola oleh terduga YW alias Abu Riski. Setelah dilakukan integogasi secara tertutup pada diri MY di Mapolres Tegal, Tim Densus kembali bergerak melakukan penggeledahan di Optik Optimal Jalan Teuku Umar, Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal pada pukul 13.30 WIB.
Pengeledahan tersebut dikawal oleh jajaran Polres Tegal Kota dan Polres Tegal dengan menerjunkan personel kurang lebih 50 orang. Dalam penggeledahah kali ini, turut diamankan dua karyawan optik, yakni Cahyo Harjono, 34, warga Desa Semedo, Kecamatan Kedung banteng, Kabupaten Tegal. Cahyo merupakan adik dari terduga teroris YW aliasd Abu Riski dan Muhammad Mukti , 27, penjagaoptik, warga Desa Kertasari, RT 05 RW 02, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Kedua karyawan tersebut sempat diamankan di Polres Tegal Kota untuk dimintai keterangan intensif.
”Kami sifatnya hanya mem-beck up Tim Densus 88 Anti Teror,” tegas Kapolres Tegal Kota AKBP Jon Wesly Arianto SIK. Menurut dia, dari informasi yang ada bahwa penggledahan di Optik Jalan Teuku Umar itu bermula dari hasil pengembangan Tim Densus 88 Anti Teror yang sebelumnya melakukan penangkapan terduga teroris YW dan MY.
Dari hasil penggeledahan di dalam optik kawasan Jalan Teuku Umar tersebut, tim berhasil mengamankan beberapa ponsel, pisau, gunting, daftar jual lensa, 1 koper baju, dan 1 tas ransel. Selang beberapa menit kemudian anggota Resmob membawa Cahyo Raharjo menuju Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng untuk mengambil barang bukti senjata angin milik terduga teroris YW.
Barang bukti beserta sejumlah saksi selanjutnya di bawa ke Polres Tegal Kota. ”Namun demikian, hasil target Tim Densus 88 dan BB yang diamankan kini sudah dibawa oleh petugas. Polres Tegal Kota telah rampung melakukan beck up pasukan elite itu,” ujarnya.
Setelah MY ditangkap, keluarganya yang berada di Desa Kepunduhan justru kebingungan. Terlebih saat rumahnya didatangi sejumlah anggota polisi. ”Polisi tadi datang ke sini, tanya-tanya anak saya, di mana. Kami tidak tahu apa-apa,” kata Darmi,58, orangtua MY.
Menurut Darmi, polisi yang datang tidak melakukan penggeledahan. Mereka hanya meminta keterangan darinya. Kemudian langsung pergi. ”Tidak bawa apa-apa dari sini,” ucapnya.
Darmi mengaku sudah berupaya menghubungi anaknya untuk mengetahui keberadaan dan kondisinya, tapi belum berhasil. Begitu pula saat mencoba menghubungi istri MY yang merupakan warga Desa Mejasem, Kecamatan Kramat. ”Tidak bisa dihubungi. Jadi sampai sekarang belum tahu di mana,” ujarnya. (yer/her/gus/fat)