KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Kendati masih menghuni dasar klasemen, skuad Persak Junior di Piala Soeratin 2018 Zona Jawa Tengah sejatinya cukup kompetitif. Hanya memang, faktor fisik masih menjadi titik utama kelemahan mereka.
Setidaknya itu penilaian dari pelatih PSIK Klaten, Nanang Kurniawan. "Persak mainnya bagus. Hanya mungkin fisik mereka yang harus dibenahi ya," ujar Nanang usai pertandingan Persak vs PSIK Klaten, Minggu (5/8/2018).
Saat itu, Persak harus takluk 0-1 dari PSIK Klaten. Gol terjadi pada masa injury time. Nanang mengakui, kemenangan timnya tak lepas dari perjuangan anak asuhnya. Ditambah, hilangnya konsentrasi para pemain Persak di menit-menit akhir.
Sejumlah pihak memiliki pandangan yang sama. Fisik jelas menjadi tuntutan utama dalam ajang Piala Soratin yang memainkan waktu bermain 2x45 menit dengan jeda waktu istirahat yang singkat.
Selain fisik, Rico Aji Nugroho dkk juga dinilai belum bisa bermain tenang saat memegang bola. Kesan terburu-buru melepas bola, terlihat sekali dalam pertandingan lawan PSIK Klaten. Hasilnya, serangan mereka mudah terbaca lawan. Dari sisi pemain, model begini juga membuat mereka lebih terkuras tenaganya. Gol semata wayang PSIK Klaten tak lepas dari kedua faktor tersebut.
Nah, inilah PR yang harus diselesaikan pihak pelatih dan diharapkan akan terlihat dalam tiga pertandingan tersisa Persak. Yakni lawan PPSM Sakti Magelang 8 Agustus, 12 Agustus melawan PSISra Sragen dilanjutkan Persis Solo 15 Agustus. Dalam pertandingan itu, Persak diminta bermain lebih tenang. (cah)
Setidaknya itu penilaian dari pelatih PSIK Klaten, Nanang Kurniawan. "Persak mainnya bagus. Hanya mungkin fisik mereka yang harus dibenahi ya," ujar Nanang usai pertandingan Persak vs PSIK Klaten, Minggu (5/8/2018).
Saat itu, Persak harus takluk 0-1 dari PSIK Klaten. Gol terjadi pada masa injury time. Nanang mengakui, kemenangan timnya tak lepas dari perjuangan anak asuhnya. Ditambah, hilangnya konsentrasi para pemain Persak di menit-menit akhir.
Sejumlah pihak memiliki pandangan yang sama. Fisik jelas menjadi tuntutan utama dalam ajang Piala Soratin yang memainkan waktu bermain 2x45 menit dengan jeda waktu istirahat yang singkat.
Selain fisik, Rico Aji Nugroho dkk juga dinilai belum bisa bermain tenang saat memegang bola. Kesan terburu-buru melepas bola, terlihat sekali dalam pertandingan lawan PSIK Klaten. Hasilnya, serangan mereka mudah terbaca lawan. Dari sisi pemain, model begini juga membuat mereka lebih terkuras tenaganya. Gol semata wayang PSIK Klaten tak lepas dari kedua faktor tersebut.
Nah, inilah PR yang harus diselesaikan pihak pelatih dan diharapkan akan terlihat dalam tiga pertandingan tersisa Persak. Yakni lawan PPSM Sakti Magelang 8 Agustus, 12 Agustus melawan PSISra Sragen dilanjutkan Persis Solo 15 Agustus. Dalam pertandingan itu, Persak diminta bermain lebih tenang. (cah)