BANJARNEGARA - Kerusakan lahan pertanian akibat bun upas di wilayah Dieng mencapai puluhan hektar. Wilayah yang biasanya aman, kini ikut terkena serangan embun yang membeku. Jumlah ini masih bisa terus bertambah. Mengingat musim kemarau masih cukup panjang. Tanaman cabai, wortel, carica dan terong Belanda yang relatif aman, ikut layu terkena bun upas.
PPL Kecamatan Batur Agus Rifai menjelaskan lahan pertanian yang puso akibat bun upas mencapai sekitar 91 hektar. Tersebar di Desa Dieng Kulon 40 hektar, Karang Tengah 40 hektar, Kepakisan dua hektar dan Bakal delapan hektar. Sedangkan di Sumberejo sekitar satu hektar. "Bakal, Kepakisan dan Sumberejo yang biasanya aman ternyata kena juga," terangnya, Senin (6/8/2018). Hanya saja di ketiga desa tersebut tidak terlalu parah.
Serangan bun upas ini diluar perkiraan. Menurut dia, jika dibandingkan tahun lalu, serangan bun upas tahun ini jauh lebih parah. Pada tahun ini, sudah terjadi tiga kali serangan bun upas dengan skala yang massif. Pada tanggal 4 dan 27 Juli serta 4 Agustus lalu. "Kalau yang kecil-kecil sering," terangnya. Sedangkan tahun lalu, tercatat hanya terjadi satu kali bun upas.
Tanaman kentang yang berusia di atas 50 hari ada kemungkinan trubus lagi. Namun jika terserang lebih dari dua kali, tanaman menjadi mati.
Mengenai kerugian, belum bisa disebut angka pastinya. Sebab usia tanaman yang terserang bervariasi. Sedangkan biaya menanam akan semakin bertambah seiring usia tanaman. "Bermacam-macam. Ada yang baru satu bulan, ada yang 60 hari dan ada yang baru persiapan lahan. Memang tipikal petani sayur kaya gitu. Ga ada tanam serempak," urainya. (drn)
PPL Kecamatan Batur Agus Rifai menjelaskan lahan pertanian yang puso akibat bun upas mencapai sekitar 91 hektar. Tersebar di Desa Dieng Kulon 40 hektar, Karang Tengah 40 hektar, Kepakisan dua hektar dan Bakal delapan hektar. Sedangkan di Sumberejo sekitar satu hektar. "Bakal, Kepakisan dan Sumberejo yang biasanya aman ternyata kena juga," terangnya, Senin (6/8/2018). Hanya saja di ketiga desa tersebut tidak terlalu parah.
Serangan bun upas ini diluar perkiraan. Menurut dia, jika dibandingkan tahun lalu, serangan bun upas tahun ini jauh lebih parah. Pada tahun ini, sudah terjadi tiga kali serangan bun upas dengan skala yang massif. Pada tanggal 4 dan 27 Juli serta 4 Agustus lalu. "Kalau yang kecil-kecil sering," terangnya. Sedangkan tahun lalu, tercatat hanya terjadi satu kali bun upas.
Tanaman kentang yang berusia di atas 50 hari ada kemungkinan trubus lagi. Namun jika terserang lebih dari dua kali, tanaman menjadi mati.
Mengenai kerugian, belum bisa disebut angka pastinya. Sebab usia tanaman yang terserang bervariasi. Sedangkan biaya menanam akan semakin bertambah seiring usia tanaman. "Bermacam-macam. Ada yang baru satu bulan, ada yang 60 hari dan ada yang baru persiapan lahan. Memang tipikal petani sayur kaya gitu. Ga ada tanam serempak," urainya. (drn)