ekosutopo/purworejoekspres |
Ratusan warga kerkerumun menyaksikan prosesi kirab mulai dari balai kelurahan dengan urutan di barisan depan adalah prajurit, dilanjut sanggar kidung rinonce, Hapsara Hapsari, tokoh masyarakat dan gunungan buah.
Kirab juga dimeriahkan dengan barisan tetabuhan oleh drumband sekolah, rombongan Padepokan Pencak Silat Tri Susila dan Kuda Kepang Pandan Sari. Sesampainya di area Sumur Kemloko yang terdapat 7 sumber mata air, tokoh-tokoh masyarakat melakukan Jamasan Kuda Kepang dan pengambilan air dari 7 sumber sumur itu. Kemeriahan memuncak saat dilakukan kirab balik dan rebutan tumpeng buah oleh masyarakat.
Setelah itu air dibawa ke Laboratorium Alam KTP yang berada tidak jauh dari kompleks sumur Pitu. Di lokasi itu dilakukan pula jamasan oleh perangkat desa dan dilanjutkan masyarakat.
Teguh Suyono, pimpinan produksi kirab budaya mengatakan, peristiwa budaya ini tidak berangkat dari sebuah legenda atau cerita tentang terjadinya sesuatu. Acara itu tercipta karena keprihatinan melihat keberadaan sumur yang sesungguhnya mempunyai keunikan tetapi kurang diperhatikan kelestariannya.
"Maka, reresik atau bersih-bersih ini bermakna mengajak segenap warga untuk bersama menjaga kelestarian sumur. Dengan bersatunya tujuh mata air itu semoga dapat mempersatukan tujuh wilayah Cangkrep," katanya.
Dijelaskan, sumur-sumur di kelurahan Cangkrep Kidul sangat unik dan mistis. Ada 7 sumur di antaranya Sumur Kemloko, Sumur Pancur, Sumur Buthek, Sumur Planangan, Sumur Tengah, Sumur Pandansari, Sumur Lanang dan Sumur Wedok.
"Air dari sumur Kemloko konon dipercaya untuk obat dan Sumur Pandan sebagai sarana awet muda. Banyak wisata luar daerah yang datang di area sumur itu, seperti Jogja, Jakarta datang untuk mengambil manfaat sumur itu," jelasnya.
Kirab budaya dan reresik sumur 7 menjadi salah satu bagian Kemah Budaya Nusantara mulai 2 hingga 5 Agustus. Beberapa acara lain yang juga melibatkan masyarakat luas yakni sarasehan budaya, lomba mewarnai, workshop seni peran, pentas monolog, dan kesenian tradisional.
Selain menjadi media tontonan dan tuntunan bagi masyarakat setempat, ajang yang dihelat secara mandiri ini menjadi destinasi pariwisata baru di Purworejo. (top)