CILACAP- Ibu Rumah Tangga (IRT) mendominasi kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap. Dari jumlah kumulatif penderita HIV di Cilacap sejak tahun 2007 sebanyak 1.124, 26 persennya adalah perempuan.
Manager Kasus Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji mengatakan, jumlah tersebut mirip dengan data nasional."Sebagian besar mereka adalah korban karena tertular," jelasnya, Kamis (2/8/2018).
Temuan kasus HIV/AIDS ini menurut dia menyebar di seluruh wilayah kecamatan di Cilacap, tanpa terkecuali, dan tidak terkosentrasi pada satu wilayah rawan atau berbahaya.
Penemuan kasus ibu hamil dengan HIV juga menurut dia meningkat, juga kasus bayi meninggal dunia yang setelah ditelusuri ternyata karena ibunya terinveksi HIV.
"Ada delapan kasus soal itu dalam catatan kami," imbuhnya.
Fenomena lain yang ditemukan juga pada calon pengantin yang terinveksi HIV, yakni sekitar 39 pasang. Jumlah tersebut kuat kemungkinan bertambah, karena banyaknya Orang Dengan HIV/AIDS yang masih usia produktif.
Selain calon pengantin, juga ditemukan 15 ODHA dengan berstatus janda, dan 10 ODHA berstatus duda. Di mana masih berpotensi menikah lagi dan memiliki anak.
"Apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber penularan baru," terangnya.
Pihaknya juga menemukan persoalan, karena hampir 25 persen ODHA yang ditemukan, tidak dapat ditindaklanjuti, karena hilang kontak, nomor handphone tidak aktif, dan beberapa sudah tidak tinggal di alamat sesuai KTP.
"Kami juga menemukan sekitar 7 ODHA masih aktif menjajakan diri di eks lokalisasi Slarang," ujarnya.
Dia meminta kepada masyarakat untuk bisa melakukan tes HIV di pusat kesehatan yang berwenang supaya pihaknya bisa melakukan penanggulangan.
Kepada ODHA, pihaknya juga menegaskan akan memberikan dukungan kepada ODHA, dengan tetap merahasiakan status HIV/AIDSnya, sebelum ada kesiapan ODHA untuk membuka status. "Yang paling penting adalah melakukan koordinasi dengan petugas layanan kesehatan terkait," tutupnya. (nas)
Manager Kasus Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji mengatakan, jumlah tersebut mirip dengan data nasional."Sebagian besar mereka adalah korban karena tertular," jelasnya, Kamis (2/8/2018).
Temuan kasus HIV/AIDS ini menurut dia menyebar di seluruh wilayah kecamatan di Cilacap, tanpa terkecuali, dan tidak terkosentrasi pada satu wilayah rawan atau berbahaya.
Penemuan kasus ibu hamil dengan HIV juga menurut dia meningkat, juga kasus bayi meninggal dunia yang setelah ditelusuri ternyata karena ibunya terinveksi HIV.
"Ada delapan kasus soal itu dalam catatan kami," imbuhnya.
Fenomena lain yang ditemukan juga pada calon pengantin yang terinveksi HIV, yakni sekitar 39 pasang. Jumlah tersebut kuat kemungkinan bertambah, karena banyaknya Orang Dengan HIV/AIDS yang masih usia produktif.
Selain calon pengantin, juga ditemukan 15 ODHA dengan berstatus janda, dan 10 ODHA berstatus duda. Di mana masih berpotensi menikah lagi dan memiliki anak.
"Apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber penularan baru," terangnya.
Pihaknya juga menemukan persoalan, karena hampir 25 persen ODHA yang ditemukan, tidak dapat ditindaklanjuti, karena hilang kontak, nomor handphone tidak aktif, dan beberapa sudah tidak tinggal di alamat sesuai KTP.
"Kami juga menemukan sekitar 7 ODHA masih aktif menjajakan diri di eks lokalisasi Slarang," ujarnya.
Dia meminta kepada masyarakat untuk bisa melakukan tes HIV di pusat kesehatan yang berwenang supaya pihaknya bisa melakukan penanggulangan.
Kepada ODHA, pihaknya juga menegaskan akan memberikan dukungan kepada ODHA, dengan tetap merahasiakan status HIV/AIDSnya, sebelum ada kesiapan ODHA untuk membuka status. "Yang paling penting adalah melakukan koordinasi dengan petugas layanan kesehatan terkait," tutupnya. (nas)