MADINAH – Tidak sedikit calon jamaah haji (CJH) yang menjadi korban penipuan di Tanah Suci. Untuk mengatasi hal itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membentuk tim khusus untuk melakukan operasi senyap.
Tim tersebut akan memburu para penipu yang rata-rata justru warga Indonesia sendiri itu. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Endang Jumali menjelaskan, modus paling sering adalah berpura-pura menawarkan bantuan jasa kepada CJH. Agar calon korban percaya, sebagian pelaku memakai seragam petugas haji.
’’Padahal itu seragam tahun-tahun sebelumnya,’’ katanya.
Karena itu, PPIH Arab Saudi mengganti seragam petugas haji setiap tahun. Pada baju seragam terbaru selalu ada tulisan tahun penugasan. Selain itu, setiap petugas selalu mendapat ID-Card yang harus dikenakan selama bertugas.
Endang menjelaskan, ada pula penipu yang mengenakan gelang haji bikinan tahun-tahun lalu. Dengan modal gelang tersebut, penipu bisa mendekati calon korban dengan mengaku sebagai sesama jamaah haji.
’’Karena itu, sosialisasi ke jamaah sangat penting. Jamaah harus mengenali ciri-ciri petugas yang legal dan tidak,’’ terangnya.
Nah, untuk mengantisipasi masalah tersebut, PPIH menempatkan petugas haji di setiap hotel yang ditempati jamaah haji. Selain membantu jamaah, petugas tersebut bertugas mencegah masuknya penyusup ke hotel.
Biasanya, penyusup tersebut mengaku-ngaku sebagai kerabat jamaah haji. ’’Kedua, kami adakan operasi senyap untuk menangkap para pelaku,’’ tuturnya.
Tim yang masuk dalam operasi senyap akan bergerak di sekitar Masjidil Haram. ’’Tim itu akan melakukan investigas,’’ katanya.
Mereka mengincar orang-orang yang menyaru sebagai petugas haji. Jika ditemukan petugas haji gadungan, tim akan mengikuti dan memburu mereka secara diam-diam. “Kalau operasi dilakukan secara terang-terangan, mereka malah kabur,’’ katanya.
Jika saatnya tepat, tim akan membekuk petugas haji gadungan itu dan memproses mereka di kantor daker. Dia mengakui, kasus-kasus penipuan selalu ada setiap tahun. PPIH Arab Saudi sudah mewanti-wanti kepada petugas di sektor khusus (seksus) agar menerapkan strategi perlindungan jamaah yang efektif.
Penipuan CJH tidak hanya marak di Mekkah. Di Madinah, sudah ada beberapa orang yang menjadi korban. Para pelaku biasanya menggunakan bahasa daerah yang sama dengan CJH. (oni/ttg)
Tim tersebut akan memburu para penipu yang rata-rata justru warga Indonesia sendiri itu. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Endang Jumali menjelaskan, modus paling sering adalah berpura-pura menawarkan bantuan jasa kepada CJH. Agar calon korban percaya, sebagian pelaku memakai seragam petugas haji.
’’Padahal itu seragam tahun-tahun sebelumnya,’’ katanya.
Karena itu, PPIH Arab Saudi mengganti seragam petugas haji setiap tahun. Pada baju seragam terbaru selalu ada tulisan tahun penugasan. Selain itu, setiap petugas selalu mendapat ID-Card yang harus dikenakan selama bertugas.
Endang menjelaskan, ada pula penipu yang mengenakan gelang haji bikinan tahun-tahun lalu. Dengan modal gelang tersebut, penipu bisa mendekati calon korban dengan mengaku sebagai sesama jamaah haji.
’’Karena itu, sosialisasi ke jamaah sangat penting. Jamaah harus mengenali ciri-ciri petugas yang legal dan tidak,’’ terangnya.
Nah, untuk mengantisipasi masalah tersebut, PPIH menempatkan petugas haji di setiap hotel yang ditempati jamaah haji. Selain membantu jamaah, petugas tersebut bertugas mencegah masuknya penyusup ke hotel.
Biasanya, penyusup tersebut mengaku-ngaku sebagai kerabat jamaah haji. ’’Kedua, kami adakan operasi senyap untuk menangkap para pelaku,’’ tuturnya.
Tim yang masuk dalam operasi senyap akan bergerak di sekitar Masjidil Haram. ’’Tim itu akan melakukan investigas,’’ katanya.
Mereka mengincar orang-orang yang menyaru sebagai petugas haji. Jika ditemukan petugas haji gadungan, tim akan mengikuti dan memburu mereka secara diam-diam. “Kalau operasi dilakukan secara terang-terangan, mereka malah kabur,’’ katanya.
Jika saatnya tepat, tim akan membekuk petugas haji gadungan itu dan memproses mereka di kantor daker. Dia mengakui, kasus-kasus penipuan selalu ada setiap tahun. PPIH Arab Saudi sudah mewanti-wanti kepada petugas di sektor khusus (seksus) agar menerapkan strategi perlindungan jamaah yang efektif.
Penipuan CJH tidak hanya marak di Mekkah. Di Madinah, sudah ada beberapa orang yang menjadi korban. Para pelaku biasanya menggunakan bahasa daerah yang sama dengan CJH. (oni/ttg)