TEGAL – Kisah tragis dialami Ahmad Najib, 7, warga RT 1 RW 1, Desa Kramat, Kecamatan Kramat. Pelajar kelas I sekolah dasar (SD) tersebut tewas tersambar Kerata Api (KA) Jayabaya 144 saat melintas di rel kereta apu KM 40 + 40 yang masuk Desa Kramat, Rabu (1/8/2018), sekitar pukul 17.25.
Agus, 34, warga setempat mengatakan, menjelang magrib, korban pulang dari tempat mengaji. Saat itu, korban diketahui berjalan kaki dari selatan ke utara dan melintas di rel kereta api seperti biasanya. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba dari arah barat melintas kereta api dengan kecepatan tinggi mengarah ke utara.
Posisi korban saat kereta melintas diduga ada di tengah rel, sehingga langsung tersambar. Kerasnya benturan membuat tubuh korban terpental dengan kondisi mengalami luka parah, terutama di bagian kepala. Saat warga mencoba memberikan pertolongan, korban diketahui sudah tidak bernyawa.
Melihat musibah tersebut, warga lainnya langsung menginformasikan kejadian tersebut kepada Polsek Kramat. Tak berselang lama, petugas kepolisian datang dan langsung mengevakuasi korban, dibantu warga sekitar. Selanjutnya, jasad korban dibawa ke RS Mitra Siaga dengan ambulans. ”Saya juga kaget mendengar musibah tersebut. Biasanya korban juga rutin melintas di lokasi kejadian usai pulang ngaji,” jelasnya.
Warga lainnya, Slamet, 43, mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa korban. Usai kecelakaan, dia melihat tetangganya tersebut mengalami luka parah. Darahnya, kata dia, terlihat keluar dari beberapa bagian tubuh, terutama di kepala.
Tidak jarang warga yang meneteskan air mata karena tidak tega melihat kondisi korban usai tersambar kereta api. Setelah proses di rumah sakit selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk selanjutnya dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
Dia dan warga lain berharap agar musibah tersebut tidak terulang kembali. Sebab, kejadian tersebut meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga, tetangga, kerabat serta teman-teman korban. ”Kami ikut berduka dan sedih atas musibah yang menimpa korban, semoga keluarga yang ditinggal bisa diberin ketabahan,” urainya. (gun/fat)
Agus, 34, warga setempat mengatakan, menjelang magrib, korban pulang dari tempat mengaji. Saat itu, korban diketahui berjalan kaki dari selatan ke utara dan melintas di rel kereta api seperti biasanya. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba dari arah barat melintas kereta api dengan kecepatan tinggi mengarah ke utara.
Posisi korban saat kereta melintas diduga ada di tengah rel, sehingga langsung tersambar. Kerasnya benturan membuat tubuh korban terpental dengan kondisi mengalami luka parah, terutama di bagian kepala. Saat warga mencoba memberikan pertolongan, korban diketahui sudah tidak bernyawa.
Melihat musibah tersebut, warga lainnya langsung menginformasikan kejadian tersebut kepada Polsek Kramat. Tak berselang lama, petugas kepolisian datang dan langsung mengevakuasi korban, dibantu warga sekitar. Selanjutnya, jasad korban dibawa ke RS Mitra Siaga dengan ambulans. ”Saya juga kaget mendengar musibah tersebut. Biasanya korban juga rutin melintas di lokasi kejadian usai pulang ngaji,” jelasnya.
Warga lainnya, Slamet, 43, mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa korban. Usai kecelakaan, dia melihat tetangganya tersebut mengalami luka parah. Darahnya, kata dia, terlihat keluar dari beberapa bagian tubuh, terutama di kepala.
Tidak jarang warga yang meneteskan air mata karena tidak tega melihat kondisi korban usai tersambar kereta api. Setelah proses di rumah sakit selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk selanjutnya dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
Dia dan warga lain berharap agar musibah tersebut tidak terulang kembali. Sebab, kejadian tersebut meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga, tetangga, kerabat serta teman-teman korban. ”Kami ikut berduka dan sedih atas musibah yang menimpa korban, semoga keluarga yang ditinggal bisa diberin ketabahan,” urainya. (gun/fat)