Sebelumnya, korban dirawat intensif di ruang ICU dalam kondisi kritis. Dua hari perawatan tidak menunjukan adanya perkembangan. Sebab, peluru bersarang di otak.
Ayah korban, Suyatno mengatakan tidak ada firasat akan terjadi musibah pada anaknya. "Saya habis belanja dari Sumpiuh lalu mampir ke warung mi ayam. Sedang duduk, anak saya begelayutan ke pundak. Tiba-tiba telinga saya terasa sangat panas. Ternyata anak saya yang kena," kisah Suyatno, ayah korban, di rumah duka, Jum'at (3/8).
Menurutnya kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Hasil musyawarah, semua biaya perawatan di rumah sakit dan tahlil ditanggung oleh keluarga pelaku. Biaya tahlil tidak hanya selama satu minggu setelah korban meninggal. Juga tahlil untuk 40 hari, 100 hari dan 1000 hari.
Suyatno mengaku telah ikhlas menerima kepergian anaknya yang baru menginjak usia satu tahun. Dan menganggap sebagai musibah. Namun, Suyatno berharap proses hukum terhadap pelaku tetap berjalan.
Korban dikebumikan di makam di Desa Watuagung Kecamatan Tambak. Prosesi pemakaman sekitar pukul 09.30. (fij)
