sudarnoahmad/ekspres |
Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat Jagad Kidul, Budi Santoso, menjelaskan panen perdana dilakukan setelah 30 hingga 40 hari sejak masa tanam. "Nantinya panen selanjutnya bisa dilakukan setiap seminggu sekali dengan hasil mencapai 6 kuintal per tunnel," kata Budi Santoso, disela-sela panen perdana, kemarin.
Budi Santoso mengungkapkan dirintisnya kelompok usaha garam dilakukan setelah mendapatkan pelatihan yang diadakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen.
Setelah satu bulan lebih, dia dan para anggotanya dapat memanen dengan hasil yang cukup bagus. Namun gelombang tinggi dan cuaca buruk yang terjadi belum lama ini, membuat dua tandon penampung air laut yang dimiliki mengalami kerusakan. Sehingga sedikit menghambat proses produksi garam.
Hadir pada panen perdana itu, Anggota Komisi B DPRD Nurhayati, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen La Ode Haslan, Camat Mirit Kotib.
Hadir pula Kepala Desa Miritpetikusan, Ketua dan Anggota kelompok usaha garam rakyat jagad kidul, serta beberapa anggota kelompok usaha garam dari Kecamatan Puring, Ambal dan Klirong.
Dalam sambutannya, La Ode Haslan, mengatakan potensi baik ini harus terus dikembangkan. Para petani garam saat ini sedang membutuhkan mesin penyedot air laut agar lebih memudahkan dalam mengambil air laut.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kebumen Nurhayati, mengaku mendukung upaya yang dilakukan oleh petani garam di pesisir Mirit itu. Menurutnya, uapaya itu dapat menambah sumber pendapatan, sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
"DPRD akan mengusulkan agar saling berkesinambungan baik dari masyarakat. Pemkab dan DPRD sendiri, seperti untuk sumber dana prasarana," ujarnya.
Dengan adanya petani garam ini diharapkan kebutuhan garam di Kebumen dapat terpenuhi. Sehingga nantinya dapat memasarkan garam Kebumen ke luar daerah.(ori)