fotoahmadkusainijawapos |
Tujuannya, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku regulator kompetisi melakukan investigasi atas kasus pengeroyokan sadis sebelum laga Persib Bandung melawan Persija tersebut.
Richard menilai PSSI dan PT LIB selama ini tidak cukup serius dalam menyelesaikan persoalan. Akibatnya, setiap laga yang mempertemukan dua klub besar tanah air sangat mungkin menimbulkan korban jiwa.
BOPI kemudian memberikan ultimatum, meminta PSSI dan operator liga menyelesaikan kasus tersebut dalam kurun waktu seminggu. "Jika dalam seminggu tidak selesai, kami akan pertimbangkan untuk mencabut rekomendasi penyelenggaraan kompetisi sepak bola," tegas Richard.
Di sisi lain, Kepala Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo merasa berat jika harus menghentikan kompetisi yang tengah berjalan. Sebab, lanjut dia, imbasnya tidak hanya menimpa Persib maupun Persija. Tapi juga seluruh klub Liga 1 dan Liga 2.
"Klub-klub pasti akan kelimpungan dan rugi. Sebab, jadwal kompetisi sudah tersusun. Mereka juga sudah memperhitungkan biaya untuk laga kandang maupun tandang. Efeknya besar," tutur Gatot. Pihaknya akan berusaha bernegosiasi dengan BOPI dan menjelaskan lagi hal teknis lainnya jika liga dihentikan.
Berulangnya kasus kematian suporter juga membuat publik menyoroti Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi yang kini merangkap jabatan sebagai gubernur Sumatera Utara. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, hingga saat ini belum ada peraturan yang melarang kepala daerah merangkap jabatan. Jadi, tidak ada masalah jika Edy menjabat gubernur sekaligus ketua umum PSSI. "Saya belum lihat ada aturan larangan tentang itu. Ya tidak masalah," ucapnya saat ditemui di Surabaya kemarin.
Delapan Tersangka Ditangkap
Polisi bisa dibilang kecolongan dengan kasus pengeroyokan sadis yang menewaskan Haringga Sirila di Stadion GBLA Minggu lalu. Apalagi, Polda Jabar mengerahkan 4 ribu personel pada laga Persib melawan Persija itu.
Kabidhumas Polda Jabar AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko mengakui, polisi keteteran lantaran luas stadion terlalu besar dan jumlah penonton yang tak memiliki tiket lebih banyak daripada yang memiliki tiket resmi. Karena itu, jumlah aparat yang berjaga tidak mampu meng-cover jumlah massa.
Menurut dia, 4.000 polisi disebar di empat ring. Ring pertama itu lapangan. Ring kedua seluruh tribun. Ring ketiga adalah pintu di luar sebelum masuk tribun dan gedung. Terakhir ring empat itu akses masuk jalan parkir dan antrean.
"Jadi, bayangkan, 4 ribu dengan jumlah sekian hektare itu, kita sudah dibagi dan akses masuk jalan tribun dan lapangan kita situasional," ujarnya kepada Radar Bandung (Jawa Pos Group).
Pada saat kejadian, penonton masuk stadion berdesak-desakan. "Tidak terlihat suporter Persija karena memang panitia pelaksana awalnya sepakat yang hadir hanya Bobotoh, non-Persija," ungkapnya.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M. Yoris Maulana menceritakan, peristiwa pengeroyokan terjadi pada pukul 13.00–14.00. Itu bermula saat korban datang ke stadion dengan menggunakan sepeda motor. Ternyata, saat itu oknum suporter Persib Bandung melakukan sweeping.
"Mereka mendapatkan satu orang yang memiliki KTP Jakarta. Setelah itu, terhadap orang ini, dilakukan penganiayaan," katanya.
Yoris menjelaskan, korban diketahui datang seorang diri dari Jakarta. Setelah sampai di Bandung, dia dijemput temannya asal Bandung. Pada saat insiden pemukulan, teman korban yang saat ini menjadi saksi tidak bisa menyelamatkan korban. "Korban tidak menggunakan atribut. Yang bersangkutan meninggal dengan luka di bagian kepala," ungkapnya.
Dari kejadian itu, polisi mengamankan lima orang. Dari pengembangan, satreskim kembali menangkap sekitar 16 orang. Dari jumlah tersebut, polisi menetapkan delapan tersangka. Mereka adalah Budiman, 41; Goni Abdulrahman, 20; Cepy Gunawan, 20; Aditya Anggara, 19; Dadang Supriatna, 19; SMR, 17; DFA, 16; dan Joko Susilo, 31.
Delapan tersangka diketahui berdomisili di Bandung dan luar Bandung. Mereka ini berperan aktif dalam melakukan penganiayaan. Ada yang memukul, ada yang menendang, dan ada yang memukul dengan berbagai benda.
"Para pelaku kami jerat dengan pasal 170 atau penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Sampai saat ini, terhadap para pelaku masih dilakukan penyelidikan," jelas Yoris.
Jumlah tersangka diprediksi bertambah. Pihak kepolisian masih melakukan upaya penangkapan dan pengejaran terhadap para pelaku lainnya. Salah satu langkahnya adalah berkoordinasi dengan manajemen Persib beserta pengurus pendukung Persib Bandung.
Antisipasi Duel Arema vs Persebaya
Minggu (30/9) nanti, bakal kembali digelar duel klasik antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengungkapkan, akan ada penanganan khusus untuk pertandingan tersebut. Namun, dia belum bisa menyebutkan jumlah personel yang akan dikirim dalam menjaga keamanan pertandingan.
"Kami masih berkoordinasi karena banyak agenda bersamaan dengan agenda bola tersebut," ungkapnya.
Dia mengatakan, dalam beberapa hari ke depan sudah ada kepastian untuk jumlah personel yang ikut dalam memantau pertandingan tersebut. Bukan hanya personel yang akan membantu, melainkan juga kemungkinan besar ada cara untuk meminimalkan adanya bentrokan. Untuk itu, pihak Polda Jatim akan berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat. "Nanti kami kabari lagi," ungkapnya.
Komandan Satuan Brimob Polda Jatim Kombespol I Ketut Gede Sudjatimika mengatakan, belum ada pemberitahuan resmi soal pengamanan pertandingan tersebut. Namun, dalam waktu dekat, pihak Brimob pasti menyiapkan pasukan yang diminta. "Tergantung perintah, nanti kami menyiapkan pasukan, termasuk dengan jumlahnya, dan kondisi di wilayah tersebut," ujarnya. (han/ayu/byu/den/azs/JPG/c9/c10/tom)