Fachrudin Achmad Nawawi/kanan |
Hal ini ditegaskan oleh Pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Al Hasani Jatimulyo Alian Kebumen Fachrudin Achmad Nawawi. Pihaknya menegaskan momen tersebut sangat luar biasa ditengah tengah ancaman Faham Islam yang trans nasional serta sama sekali tidak memahami tentang latar belakang ngototnya NU terhadap upaya tetap tegaknya NKRI. “Terkait dengan itu saya sangat mengharapkan dalam Konfercab PCNU Kabupaten Kebumen berjalan dengan Smooth. Sehingga tidak menyisakan faksi-faksi dan friksi di kepungurusan maupun diluar kepengurusan PC NU periode 2018-2023,” tuturnya, Rabu (5/9).
Dijelaskannya, nantinya PCNU Kebumen ke depan mampu melaksanakan program-programnya dengan sukses serta harus lebih sukses dari pada kepengurus sebelumnya. Adapun Figur pemimpin PC NU terpilih harus mengedepankan kepentingan jam’iyyah. Saat diperlukan figur-figur yang mampu menguatkan keyakinan ke Islaman, keimanan yang berbasic pada ajaran Aswaja An-Nahdliyah.
Selain itu mampu menerapkan keterbukaan dengan prinsip pengelolaan organisasi yang amanah, open (terbuka) dan open (mengayomi kepada jam’iyyah an-nahdliyah serta seluruh Masyarakat Kebumen. “Saat ini hal-hal itu terkesan terkesampingkan dan justrus banyak terkonsentrasi pada target-target politik praktis serta melupakan tugas pokok fungsi organisasi itu sendiri,” tegasnya.
Alumni Pondok Pesantren Lirboyo ini ini juga menyampaikan keprihatinannya terkait kepengurusan yang terlena dengan kebesaran organisasi NU. Sehingga melupakan fungsi utama sebagai lembaga yang mempunyai tanggung jawab terhadap keimanan ummat utamanya sisi amaliyah dan ubudiyah yang sudah semakin tergerus oleh Amaliyah Wahabi.
“Khittah Nahdlatul Ulama itu berlandasan berpikir, bersikap, dan bertindak yang harus dicerminkan dalam tingkah-laku perseorangan maupun organisasi. Selain itu dalam setiap pengambilan Keputusan yang senantiasa berlandasan keikhlasan dalam membesarkan NU. Apalagi tidak lama lagi ada momen Pileg dan Pilpres, yang langsung atau tidak langsung akan menarik-narik NU ke ranah politik praktis,” terangnya.
Gus Fachru menyampaikan perlu disadari bahwa dampak tahun politik mempengaruhi kehidupan organisasi baik langsung ataupun tidak langsung. Selain itu para politisi akan berusaha dengan segala cara masuk dalam proses Konfercab PC NU untuk kepentingan segelintir oknum.
Politik yang dipraktikan NU secara struktural adalah politik kebangsaan, politik keumatan, politik kerakyatan dan politik yang penuh dengan etika. Bukan politik praktis yang berorientasi kekuasaan semata dengan menghalalkan semua cara. “ Apalagi di kotori oleh oknum-oknum yang memanfaatkan kekayaannya dengan menggunakan money politik untuk meraih kekuasaan, sehingga dipilih menjadi ketua NU Kebumen,” tegasnya.
Selain itu, Gus Fachru juga berharap seluruh kepengurusan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU utamanya yang mempunyai hak suara tetap berkomitmen berjuang untuk dan di NU. Memberikan yang terbaik untuk NU. “Jangan gara-gara materi (uang), akan merusak kelembagaan dan merugi dalam lima tahun mendatang, hal itu amat sangat tragis,” ucapnya. (mam)