IMAM/EKSPRES |
Salah satu peternak lebah Albait Nurfaozi (30) warga RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan menyampaikan masa satu tahun dibagi menjadi dua oleh para peternak lebah. Enam bulan lebah digunakan untuk mencari madu dan enam bulannya lagi digunakan untuk perbaikan koloni. “Di Musim kemarau, terdapat banyak bunga, waktu itu digunakan peternak untuk memanen madu,” tuturnya, Jumat (7/9/2018).
Bapak satu anak ini menjelaskan, selama masa panen koloni lebah umumnya mengalami penurunan. Ini lantaran fokus peternak yakni menghasilkan madu bukan memperbesar atau memperbanyak koloni. Setelah masa panen usai, dilanjutkan dengan perbaikan. “Beberapa persiapan mulai dilaksanakan,” jelasnya.
Berbeda dengan masa mencari madu yang lebih membutuhkan nektar (Cairan manis), lanjut Albait, di pembesaran koloni, pollen (Tepung sari) lebih dibutuhkan. Pada masa ini banyak peternak lebah yang menggembalakan lebahnya di area ladang jagung. Tujuannya yakni untuk mendapatkan serbuk sari.
“Dengan adanya serbuk sari maka koloni, maka ratu lebah akan banyak memproduksi telor. Koloni lebah akan membesar dan saat itulah waktu yang tepat untuk melakukan pemecahan,” paparnya.
Persiapan yang dilaksanakan, kata Albait, yakni membuat banyak stup/kotak, frame/atau sisiran lebah dan pembuatan ratu baru. Ratu baru diperlukan karena merupakan kunci keberhasilan koloni. Pembuatan ratu baru dilaksanakan dengan sebuah rekayasa.
Peternak menyediakan mangkokan khusus untuk membuat ratu. Setelah satu hari dimasukkan dalam kotak koloni, mangkokan lantas diberi, larva lebah. Selama 11 hari, dirawat oleh lebah larva akan menjadi ratu. “Satu hari sebelum menetas, calon ratu diambil dan diberikan kepada sisiran yang tidak ada ratunya,” jelasnya.
Sebulan kemudian, ratu biasanya akan mulai bertelur dan menjadi koloni baru yang sempurna. Koloni kecil akan terus dibesarkan selama enam bulan hingga siap untuk memproduksi madu. “November hingga April digunakan untuk perawatan koloni. Mei hingga Oktober untuk produksi madu,” ucapnya. (mam)