KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Pemilihan Pengurus NU atau Konfercab NU akan dilaksanakan besok hari Minggu (23/9/2018). Ini merupakan hal biasa dalam proses pergantian kepemimpinan. Untuk itu biarlah pemilihan berlangsung secara alami. Dengan itu aspirasi umat mengarah ke mana tidak perlu dipaksa-paksa.
Masing-masing elit yang memiliki hasrat untuk menjadi pimpinan tidak perlu melakukan manuver-manuver yang dapat merusak citra demokrasi dan menurunkan kredibilitas NU sebagai organisasi keagamaan terbesar. Sebab bagaimanapun sepak terjang para elit NU akan selalu diamati oleh umat.
Kalau mereka menempuh cara-cara yang tidak terpuji, tentunya akan menurunkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, Konfercan NU merupakan ujian terhadap kedewasaan berdemokrasi para elit NU. Mampukah para elit menjadi contoh yang baik kepada masyarakat, atau malah merusak nilai2 demokrasi yang sedang tumbuh di kalangan masyarakat
Hal ini disampaikan oleh salah satu Pengurus LP Maarif Kebumen Warjan SPd SH MM. Pihaknya juga menyampaikan untuk kesekian kalinya perlu ditegaskan lagi agar Konfercab NU Kebumen dijauhkan dari money politik.
“Sebagai organisasi keagamaan, jika sampai terjadi money politik, bukan saja memalukan tetapi juga akan menjatuhkan martabat NU yang nota bene didukung oleh para kyai. Jangan hanya karena ambisi pribadi dan kelompoknya, mengorbankan harga diri NU dengan praktik money politik,” tuturnya, Jumat (21/9).
Warjan menegaskan, money politik termasuk jenis suap. Padahal menurut Islam, suap itu dilarang alias haram. Bagaimana mungkin NU akan menjadi organisasi yang amanah untuk memperjuangkan umat kalo pengurusnya meraih jabatan dengan menghalalkan segala cara. “Untuk mewujudkan NU menjadi organisasi yang mampu membentengi Ahlussunah Waljamaah dari paham lain, serta mampu memberdayakan umat, tidak butuh orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya,” tegasnya.
Di organisasi NU, lanjut Warjan dibutuhkan orang-orang yang ikhlas mengabdikan diri untuk kebesaran NU. Selain itu NU butuh orang yang siap berkorban untuk membesarkan NU dan bukan hanya mencari keuntungan dari NU. Karena itu, bagi orang-orang yang ambisius untuk mencari hidup di NU sebaiknya jangan jadi pengurus NU. “Sebab, ujung-ujungnya yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap organisasi dan umat,” katanya.
Warjan juga menghimbau, panitia Konfercab NU hendaknya benar-benar netral dan objektif. Panitia tidak boleh tetkontaminasi oleh kepentingan kelompok tertentu. Panitia itu harus bisa menjadi wasit yang baik, jangan malah ikut menjadi bagian dari permainan.
“Saat ini diperlukan komitmen dan integritas yang tinggi dari panitia agar konfercab benar-benar menghasilkan pemimpin yang terbaik dan mampu mengemban amanah umat,” ucapnya. (mam)
Masing-masing elit yang memiliki hasrat untuk menjadi pimpinan tidak perlu melakukan manuver-manuver yang dapat merusak citra demokrasi dan menurunkan kredibilitas NU sebagai organisasi keagamaan terbesar. Sebab bagaimanapun sepak terjang para elit NU akan selalu diamati oleh umat.
Kalau mereka menempuh cara-cara yang tidak terpuji, tentunya akan menurunkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, Konfercan NU merupakan ujian terhadap kedewasaan berdemokrasi para elit NU. Mampukah para elit menjadi contoh yang baik kepada masyarakat, atau malah merusak nilai2 demokrasi yang sedang tumbuh di kalangan masyarakat
Hal ini disampaikan oleh salah satu Pengurus LP Maarif Kebumen Warjan SPd SH MM. Pihaknya juga menyampaikan untuk kesekian kalinya perlu ditegaskan lagi agar Konfercab NU Kebumen dijauhkan dari money politik.
“Sebagai organisasi keagamaan, jika sampai terjadi money politik, bukan saja memalukan tetapi juga akan menjatuhkan martabat NU yang nota bene didukung oleh para kyai. Jangan hanya karena ambisi pribadi dan kelompoknya, mengorbankan harga diri NU dengan praktik money politik,” tuturnya, Jumat (21/9).
Warjan menegaskan, money politik termasuk jenis suap. Padahal menurut Islam, suap itu dilarang alias haram. Bagaimana mungkin NU akan menjadi organisasi yang amanah untuk memperjuangkan umat kalo pengurusnya meraih jabatan dengan menghalalkan segala cara. “Untuk mewujudkan NU menjadi organisasi yang mampu membentengi Ahlussunah Waljamaah dari paham lain, serta mampu memberdayakan umat, tidak butuh orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya,” tegasnya.
Di organisasi NU, lanjut Warjan dibutuhkan orang-orang yang ikhlas mengabdikan diri untuk kebesaran NU. Selain itu NU butuh orang yang siap berkorban untuk membesarkan NU dan bukan hanya mencari keuntungan dari NU. Karena itu, bagi orang-orang yang ambisius untuk mencari hidup di NU sebaiknya jangan jadi pengurus NU. “Sebab, ujung-ujungnya yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap organisasi dan umat,” katanya.
Warjan juga menghimbau, panitia Konfercab NU hendaknya benar-benar netral dan objektif. Panitia tidak boleh tetkontaminasi oleh kepentingan kelompok tertentu. Panitia itu harus bisa menjadi wasit yang baik, jangan malah ikut menjadi bagian dari permainan.
“Saat ini diperlukan komitmen dan integritas yang tinggi dari panitia agar konfercab benar-benar menghasilkan pemimpin yang terbaik dan mampu mengemban amanah umat,” ucapnya. (mam)