IMAM/EKSPRES |
FDG dilaksanakan dengan mengundang dua pemeteri yakni Founder and Chairman Mafindo Septiaji Eko Nugroho dan Tenaga Ahli Madya Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik Deseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan Agustinus Eko Rahardjo.
Ketua Panitia Novi Wahyuningsih menyampaikan dampak sosial media kini kian terasa. Semakin pesatnya teknologi informasi berbasis digital membuat akses informasi sangat mudah diterima oleh masyarakat. Sebaliknya masyarakat yang ingin memberikan informasi akan sangat mudah dilakukan melalui berbagai fasilitas sosial media yang ada. “Terlebih lagi, sosial media yang ada dengan mudah didapat secara gratis oleh masyarakat,” tuturnya yang juga merupakan Founder Aplikasi Callind.
Gadis asal RT 02 RW 03 Desa Tepakyang Kecamatan Adimulyo itu menyampaikan, dampak positif sangat terasa dengan terbukanya sistem informasi yang ada. Tetapi, dampak negatif pun tidak kalah banyak. Munculnya informasi hoaks di laman media sosial sering kali terjadi. Selain itu banyak pula oknum yang membuat tulisan ataupun konten-konten tidak bertanggung jawab. Ini dilaksanakan hanya untuk mendapatkan popularitas semata. “Dengan pertimbangan tersebut, kami mencoba untuk mengadakan FGD Ngapak Kompak Bermedsos Bijak,” katanya.
Novi menjelaskan, FGD akan memberikan informasi mengenai dampak sosial media. informasi bagaimana cara menjadi netizen jurnalis yang baik. Membantu meningkatkan kemampuan menulis bagi masyarakat dan memberikan informasi bagaimana cara menyikapi sosial media, serta memberikan informasi bagaimana cara mengemas informasi disosial media. “Ini sangat penting untuk dilaksanakan secara nasional,” katanya.
Dalam menyampaikan materi Septiaji menyampaikan banyak sekali infomasi hoaks yang berkembang melalui media sosial termasuk WA. Beberapa diantaranya meliputi hoaks kesehatan, politik, dan ekonomi serta teroris. Banyak sekali hoaks yang berdampak negatif. “Beberapa waktu lalu ada, orang meninggal gara-gara dikira penculik. Padahal pihaknya hanya mau antar beras,” jelasnya.
Beberapa pencipta hoaks dilakukan untuk mencari keuntungan seperti uang atau gerakan politik. Hoaks juga kerap dijadikan propogada. “Untuk itu penting sekali menelusuri sumber informasi sebelum menyebarkan atau menyampaikan kepada orang lain,” ucapnya. (mam)