IMAM/EKSPRES |
Dua Trainer itu yakni yakni Wakil Direktur II Polda Kebumen Wenny marlini SE MM dan Ketua Prodi Akuntansi Sri Wahyuningsih SE MSI. Keduanya juga merupakan Dosen Polda Kebumen. Pelatihan Financial Life Skills dilaksanakan selama tiga hari yakni Rabu-Jumat (24-25/10).
Kegiatan tersebut mendapat pantauan langsung dari Master Trainer Rini Wahyu Hariyani SE MT. Pihaknya merupakan Master Trainer Internasional Youthwin Through Economic Participation (YEP).
Selama tiga hari mengikuti Pelatihan Financial Life Skills, para peserta mendapat materi membangun rasa percaya diri, membangun sumber daya insani, menjadi orang yang bertanggung jawab dan berpikir kritis dalam mengambil keputusan.
Selain itu materi lainnya yakni menetapkan tujuan pribadi dan keuangan, membuat anggaran dan mengelola keuangan, mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan, merencanakan tabungan, kredit dan pinjaman, komunikasi positif, skema pembiayan, skema pembiayaan dan investasi serta membuat rencana aksi untuk mencapai tujuan pribadi dan keuangan.
“Semua dilaksanakan secara komunikatif dan penuh inovasi. Tujuannya agar materi dapat terserap dan peserta tidak merasa bosan,” tuturnya Trainer Wenny didampingi Direktur Polda Ari Waluyo SST MM Mos.
Dijelaskannya, USAID sedang menggarap program yang diberi nama Youthwin Through Economic Participation (YEP). Ini merupakan bagian dari multi program KUNCI USAID dengan bentuk pelatihan.
Pesertanya yakni kaum muda Indonesia pada usia rentan (18—34). Pelatihan dimaksudkan agar peserta dapat terampil dalam mengelola keuangan dan dapat meraih keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai langkah awal pelaksanaan program USAID menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) bagi para Instruktur yang akan menjadi tenaga pengajar pada saat pelatihan dilaksanakan. “Hingga kini baru dua se Jawa Tengah yang telah mengikuti TOT tersebut. Dua orang itu dari Polda Kebumen,” paparnya.
Setelah mengikuti TOT, maka trainer diharuskan menjadi instruktur pada pelatihan Financial Life Skills. Saat itu Master Trainer akan memberi penilaian. Setelah itu akan dilaksanakan sertifikasi, dilanjutkan dengan riset. Setelah dapat mengikuti semua dan dinyatakan kompeten maka trainer dapat menjadi master trainer. “Mudah-mudahan ini menjadi langkah yang baik untuk perubahan para generasi muda ke arah yang lebih baik,” ucapnya. (mam)