Isu ini beredar setelah stasiun televisi nasional merilis pernyataan Badan Meteoroogi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Jawa Tengah soal adanya gempa besar di Jawa Tengah.
Kebumen menjadi salah satu daerah yang berpotensi terjadi gempa besar tersebut selain Tegal, Brebes dan Purworejo.
Tak berhenti di situ, kabar lain kemudian beredar melalui pesan berantai via aplikasi what app yang menyebut tsunami bakal terjadi di Pesisir selatan Kebumen, Cilacap, Purworejo pada 18 Desember 2018 mendatang. Dalam kabar ini bahkan disebutkan agar warga bersiap-siap menghadapi terjadinya tsunami.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen memastikan, kabar akan terjadinya tsunami pada Desember 2018 adalah bohong alias hoax.
"Perlu dipahami bersama bahwa,gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik.
"Kekuatan gempa bumi bisa diukur dengan alat Seismometer, namun kapan dan dimana gempa bumi ini akan terjadi, sampai saat ini belum ada alat dan teknologi yang bisa mendeteksi dan memprediksinya," demikian jelas BPBD Kabupaten Kebumen.
BPBD Kebumen pun menghimbau, agar warga tidak resah. Namun demikian tetap bersikap waspada dan siaga. Yang terpenting, memahami bagaimana dan apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana.
Terkait hal itu, BPBD Kebumen saat ini tengah berkoordinasi dengan lintas dinas dan instansi terkait untuk menganalisis data /informasi perencanaan pembangunan kawasan rawan bencana.
"Langkah ini juga sebagai mitigasi bencana agar kita (Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat) memahami potensi bencana yang ada di Wilayah Kabupaten Kebumen," demikian BPBD Kebumen. (cah)