BADUNG – Konsumen, karyawan dan kepercayaan merupakan kunci sukses bagi pendiri Alibaba, Jack Ma untuk mengembangkan bisnis. Selain itu, keinginan untuk terus memperbaiki diri dan kerja keras membuatnya yakin jika 70 persen warga dunia dapat meraih kesuksesan.
Sebab, dia dulu juga tidak memiliki modal yang cukup dalam mendirikan Alibaba. Hal tersebut dibeberkan oleh pria bernama asli Ma Yun tersebut dalam sesi Disrupting Development – How Digital Platforms and Innovation are Changing the Future of Developing Nations dalam ajang tahunan International Monetery Fund – World Bank (IMF – WB) 2018.
“Seorang pengusaha harus punya kepercayaan. Jika tidak punya kepercayaan, anda tidak akan menerima penghasilan,” ujarnya kemarin (12/10). Dalam acara tersebut, Jack Ma mengenakan kemeja putih berlengan panjang. Peserta dan delegasi AM IMF – WB 2018 pun antusias untuk bisa melihat Jack Ma dan berjejalan di pintu masuk Hall Mangupura. Pebisnis juga harus memiliki kepercayaan kepada karyawannya dan bekerjasama dalam tim.
“Tidak ada orang terbaik di dunia. Kita melatih mereka untuk menjadi yang terbaik,” ucapnya. Takhanya itu, menjadi pebisnis juga harus memiliki kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) yang tinggi. “Melalui EQ, anda akan mendapatkan orang yang bagus yang bisa bekerjasama dengan anda. Ini adalah tiga kunci yang penting, anda harus peduli dengan orang lain, anda harus memiliki EQ,” imbuhnya.
Selain itu, rasa optimisme, rendah hati terhadap masa depan, rasa ingin tahu dan tidak takut juga harus dipupuk untuk mencapai kesuksesan. Pebisnis berusia 54 tahun ini juga pernah melakukan kesalahan saat awal mendirikan Alibaba. Dia banyak merekrut wakil presiden dari beberapa perusahaan.
Salah satunya datang dengan mengajukan proposal pemasaran senilai USD 12 juta. Padahal Jack Ma hanya mendapatkan pinjaman senilai USD 5 juta. Sedangkan pria tersebut belum pernah menyusun proposal pemasaran dengan anggaran di bawah USD 10 juta. “Itu bukan salahnya, itu kesalahan saya. Dia mesin Boeing 747 namun yang ia gerakkan adalah traktor,” ujarnya yang memicu tawa peserta acara.
Setelah 19 tahun membesarkan Alibaba, Jack Ma akhirnya melepas posisinya sebagai chairman executive di perusahaan tersebut. Dia memilih untuk menggunakan sisa hidupnya sebagai pengajar. Sebelum mendirikan perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok tersebut dia memang bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Tiongkok.
“Dalam 30 tahun ke depan manusia akan berhadapan dengan dampak buruk teknologi dan automasi yang mengancam hilangnya lapangan pekerjaan. Mesin mampu menggantikan pekerjaan manusia dengan sama baiknya bahkan lebih cepat,” imbuhnya. Sehingga, pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting untuk mengajarkan anak-anak jeli melihat peluang dan melakukan inovasi yang tidak bisa dilakukan mesin. (vir)
Sebab, dia dulu juga tidak memiliki modal yang cukup dalam mendirikan Alibaba. Hal tersebut dibeberkan oleh pria bernama asli Ma Yun tersebut dalam sesi Disrupting Development – How Digital Platforms and Innovation are Changing the Future of Developing Nations dalam ajang tahunan International Monetery Fund – World Bank (IMF – WB) 2018.
“Seorang pengusaha harus punya kepercayaan. Jika tidak punya kepercayaan, anda tidak akan menerima penghasilan,” ujarnya kemarin (12/10). Dalam acara tersebut, Jack Ma mengenakan kemeja putih berlengan panjang. Peserta dan delegasi AM IMF – WB 2018 pun antusias untuk bisa melihat Jack Ma dan berjejalan di pintu masuk Hall Mangupura. Pebisnis juga harus memiliki kepercayaan kepada karyawannya dan bekerjasama dalam tim.
“Tidak ada orang terbaik di dunia. Kita melatih mereka untuk menjadi yang terbaik,” ucapnya. Takhanya itu, menjadi pebisnis juga harus memiliki kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) yang tinggi. “Melalui EQ, anda akan mendapatkan orang yang bagus yang bisa bekerjasama dengan anda. Ini adalah tiga kunci yang penting, anda harus peduli dengan orang lain, anda harus memiliki EQ,” imbuhnya.
Selain itu, rasa optimisme, rendah hati terhadap masa depan, rasa ingin tahu dan tidak takut juga harus dipupuk untuk mencapai kesuksesan. Pebisnis berusia 54 tahun ini juga pernah melakukan kesalahan saat awal mendirikan Alibaba. Dia banyak merekrut wakil presiden dari beberapa perusahaan.
Salah satunya datang dengan mengajukan proposal pemasaran senilai USD 12 juta. Padahal Jack Ma hanya mendapatkan pinjaman senilai USD 5 juta. Sedangkan pria tersebut belum pernah menyusun proposal pemasaran dengan anggaran di bawah USD 10 juta. “Itu bukan salahnya, itu kesalahan saya. Dia mesin Boeing 747 namun yang ia gerakkan adalah traktor,” ujarnya yang memicu tawa peserta acara.
Setelah 19 tahun membesarkan Alibaba, Jack Ma akhirnya melepas posisinya sebagai chairman executive di perusahaan tersebut. Dia memilih untuk menggunakan sisa hidupnya sebagai pengajar. Sebelum mendirikan perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok tersebut dia memang bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Tiongkok.
“Dalam 30 tahun ke depan manusia akan berhadapan dengan dampak buruk teknologi dan automasi yang mengancam hilangnya lapangan pekerjaan. Mesin mampu menggantikan pekerjaan manusia dengan sama baiknya bahkan lebih cepat,” imbuhnya. Sehingga, pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting untuk mengajarkan anak-anak jeli melihat peluang dan melakukan inovasi yang tidak bisa dilakukan mesin. (vir)