IMAM/EKSPRES |
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kesbangpol Kebumen Nur Taqwa Setiyabudi disela-sela Seminar Peningkatan Kapasitas Masyarakat Sipil Dalam Menyelesaikan Konflik Sosial. Kegiatan dilaksanakan di Rumah Makan Candisari, Senin (15/10/2018). "Money politik juga dapat menjadi pemicu konflik sosial, dalam pemilu maupun Pilkade. Ttahun 2019 perlu digelorakan penolakan money politik,"tuturnya.
Seminar diikuti oleh 120 peserta. Ini terdiri dari perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan dan perwakilan partai politik. Seminar mengundang nara sumber Budaayawan MT Arifin, Pakar Hukum Muh Khambali dan Pasi Intel Kodim 0709 Kebumen Kapten Inf Budi Riyanto.
Terkait dengan eskalasi pemilu yang lebih besar, lanjut Nur Taqwa, sosialisasi anti money politik perlu digalakkan lebih massif. Selain itu tak kalah pentingnya yakni pendidikan politik terhadap masyarakat. Komitmen dari peserta pemilu maupun tim pemenganan capres-cawapres harus benar dijaga agar tidak melakukan money politik. "Tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mencegah terjadinya konflik sosial," terangnya.
Selain money politik, potensi kerawanan juga dapat berkaitan dengan persebaran informasi di media sosial. Saat menjelang pemilu seperti sekarang ini, biasanya banyak informasi hoaks maupun yang tidak layak bereda di media sosial. Untuk itu masyarakat jangan sampai menelan mentah-mentah tanpa melakukan cek kebenarannya. "Infomasi perlu diklarifikasi sumbernya. Jika berkaitan dengan pemilu tentu dengan KPU atau Bawaslu dan juga dengan aparat pemerintah maupun Bhabinkamtibmas serta Babinsa jika permasalahan pemerintahan," jelasnya.
Sementara itu, salah satu narasumber yakni Budayawan Nasional MT Arifin menyampaikan latar belakang konflik sosial yang terjadi di masyarakat umumnya dipicu oleh konflik agama dengan membawa dogmatisme. Selain itu juga kebijakan pemerintah yang melenceng dan konflik pemilu. Budayawan asal Solo itu mewanti-wanti agar setiap permasalahan yang timbul di masyarakat segera diselesaikan. “Ini agar tidak sampai mengarah pada kekerasan fisik,” ucapnya. (mam)