BANJARNEGARA - Munculnya api dari rekahan tanah di Desa Majatengah Kecamatan Banjarmangu sempat membuat gempar. Longsor memang sering
terjadi di desa itu. Namun fenomena munculnya api dari rekahan tanah akibat longsor baru pernah terjadi.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Surip mengatakan dari hasil pengukuran, tidak terdeteksi adanya gas beracun. "Bukan gas beracun. Metana juga bukan," tandasnya, Sabtu (15/12/2018).
Dia mengatakan dari pengukuran dengan gas detector tidak ada gas yang berbahaya. Misalnya CO, CO2, H2S, SO2 tidak ada. "Hasilnya nol semua," tandasnya. Menurut dia, gas yang beracun tidak mungkin menyala. Justru membuat api padam. Gas beracun juga tidak berbau.
Dari hasil pengecekan ke lokasi, pada kedalaman 30 centimeter, tidak ada bau. Namun di permukaan tanah tercium bau seperti minyak tanah.
Selain di Majatengah, fenomena keluarnya gas dari dalam perut bumi juga terjadi di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa. Tepatnya di tanah bengkok kepala desa. Bedanya, keluarnya gas alam di Bantar ini berlangsung secara kontinyu.
Kepala Desa Bantar Kecamatan Wanayasa Eko Purwanto mengatakan gas itu muncul sejak puluhan tahun lalu. Dia mengatakan pengecekan ini untuk mendeteksi apakah ada gas beracun yang muncul dari tanah bengkok itu. Hasilnya bagus tanpa ada gas berbahaya," lanjutnya.(drn)
terjadi di desa itu. Namun fenomena munculnya api dari rekahan tanah akibat longsor baru pernah terjadi.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Surip mengatakan dari hasil pengukuran, tidak terdeteksi adanya gas beracun. "Bukan gas beracun. Metana juga bukan," tandasnya, Sabtu (15/12/2018).
Dia mengatakan dari pengukuran dengan gas detector tidak ada gas yang berbahaya. Misalnya CO, CO2, H2S, SO2 tidak ada. "Hasilnya nol semua," tandasnya. Menurut dia, gas yang beracun tidak mungkin menyala. Justru membuat api padam. Gas beracun juga tidak berbau.
Dari hasil pengecekan ke lokasi, pada kedalaman 30 centimeter, tidak ada bau. Namun di permukaan tanah tercium bau seperti minyak tanah.
Selain di Majatengah, fenomena keluarnya gas dari dalam perut bumi juga terjadi di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa. Tepatnya di tanah bengkok kepala desa. Bedanya, keluarnya gas alam di Bantar ini berlangsung secara kontinyu.
Kepala Desa Bantar Kecamatan Wanayasa Eko Purwanto mengatakan gas itu muncul sejak puluhan tahun lalu. Dia mengatakan pengecekan ini untuk mendeteksi apakah ada gas beracun yang muncul dari tanah bengkok itu. Hasilnya bagus tanpa ada gas berbahaya," lanjutnya.(drn)