JAKARTA – Ujian nasional (Unas/UN) untuk siswa SMP dan SMA 2019 digelar lebih awal dibandingkan periode 2018. Pemerintah telah menetapkan unas tahun depan akan berlangsung Maret. Soal dengan higher order thinking skill (HOTS) tetap dipertahankan di Unas 2019.
Informasi penetapan jadwal Unas 2019 itu disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi. ”UN tahun 2018 dimulai April. Sedangkan unas tahun 2019 dimulai Maret,’’ katanya saat dikonfirmasi kemarin (16/12). Dia menjelaskan pergeseran itu karena menyesuaikan waktu puasa Ramadhan yang diperkirakan mulai tanggal 5 Mei 2019.
Bambang menjelaskan Unas SMK/MAK tahun 2019 dilaksanakan pada 25-28 Maret. Kemudian untuk Unas SMA/MA digelar pada 1, 2, 4, dan 8 April. Lalu Unas Program Paket C pada 12-16 April. Sedangkan Unas SMP/MTS pada 22-25 April. Selanjutnya unas untuk Program Paket B dilaksanakan pada 10-13 Mei.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa Unas 2019 tetap berbasis komputer atau disebut ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Balitbang dan direktorat terkait di Kemendikbud dan Kemenag untuk SMA/MA, SMK, dan Paket C ditargetkan 100 persen UNBK. Sedangkan untuk jenjang SMP ditargetkan 85 persen UNBK. Sementara jenjang MTs serta Paket B ditargetkan 100 persen UNBK.
”Kebijakan USBN dan UN 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan kebijakan USBN dan UN tahun ini,” ucap Bambang. Terkait dengan soal ujian, panitia pusat telah mempersiapkan seluruhnya. Semua soal dalam bentuk pilihan ganda. Kecuali soal Matematika SMA/MA, SMK/MAK, dan Paket C yang terdiri atas pilihan ganda dan isian singkat. Demikian juga soal yang berorientasi pada penalaran tingkat tinggi (HOTS), masih diterapkan dalam UN 2019.
Bambang menjelaskan dalam minggu ini akan melalukan rapat koordinasi nasional dan sosialisasi kebijakan unas. Rencananya akan mrlibatkan seluruh dinas pendidikan provinsi dan Kanwil Kemenang. Dalam acara yang sama sekaligu akan dilakukan pendataan kembali jumlah peserta unas.
Pengamat pendidikan sekaligus penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal memprediksi, unas tahun depan tetap bakal ada diramaikan keluhan soal ujian susah. Khususnya untuk butir ujian yang masuk kategori HOTS. Sebab dia menilai dalam setahun terakhir, secara umum tidak ada perubahan dalam proses pembelajaran di kelas.
’’Soal HOTS itu harus diikuti proses pembelajaran yang memantik berfikir kritis dan inovatif,’’ jelasnya. Kemudian proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk eksplorasi pengetahuan serta pemecahan persoalan. Dia mengatakan budaya menjalankan pembelajaran seperti itu harus dijalankan.
Dia menegaskan guru harus bisa menumbuhkan motivasi internal anak-anak untuk belajar. ’’Sehingga anak-anak bisa berprestasi tanpa stress,’’ katanya. Menurutnya metodi drilling atau latihan soal-soal ujian menjelang unas atau bahkan menambah jam pelajaran, tidak efektif. Sebab yang dikejar adalah ketuntasan materi pelajaran. (lyn/wan)
Informasi penetapan jadwal Unas 2019 itu disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi. ”UN tahun 2018 dimulai April. Sedangkan unas tahun 2019 dimulai Maret,’’ katanya saat dikonfirmasi kemarin (16/12). Dia menjelaskan pergeseran itu karena menyesuaikan waktu puasa Ramadhan yang diperkirakan mulai tanggal 5 Mei 2019.
Bambang menjelaskan Unas SMK/MAK tahun 2019 dilaksanakan pada 25-28 Maret. Kemudian untuk Unas SMA/MA digelar pada 1, 2, 4, dan 8 April. Lalu Unas Program Paket C pada 12-16 April. Sedangkan Unas SMP/MTS pada 22-25 April. Selanjutnya unas untuk Program Paket B dilaksanakan pada 10-13 Mei.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa Unas 2019 tetap berbasis komputer atau disebut ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Balitbang dan direktorat terkait di Kemendikbud dan Kemenag untuk SMA/MA, SMK, dan Paket C ditargetkan 100 persen UNBK. Sedangkan untuk jenjang SMP ditargetkan 85 persen UNBK. Sementara jenjang MTs serta Paket B ditargetkan 100 persen UNBK.
”Kebijakan USBN dan UN 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan kebijakan USBN dan UN tahun ini,” ucap Bambang. Terkait dengan soal ujian, panitia pusat telah mempersiapkan seluruhnya. Semua soal dalam bentuk pilihan ganda. Kecuali soal Matematika SMA/MA, SMK/MAK, dan Paket C yang terdiri atas pilihan ganda dan isian singkat. Demikian juga soal yang berorientasi pada penalaran tingkat tinggi (HOTS), masih diterapkan dalam UN 2019.
Bambang menjelaskan dalam minggu ini akan melalukan rapat koordinasi nasional dan sosialisasi kebijakan unas. Rencananya akan mrlibatkan seluruh dinas pendidikan provinsi dan Kanwil Kemenang. Dalam acara yang sama sekaligu akan dilakukan pendataan kembali jumlah peserta unas.
Pengamat pendidikan sekaligus penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal memprediksi, unas tahun depan tetap bakal ada diramaikan keluhan soal ujian susah. Khususnya untuk butir ujian yang masuk kategori HOTS. Sebab dia menilai dalam setahun terakhir, secara umum tidak ada perubahan dalam proses pembelajaran di kelas.
’’Soal HOTS itu harus diikuti proses pembelajaran yang memantik berfikir kritis dan inovatif,’’ jelasnya. Kemudian proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk eksplorasi pengetahuan serta pemecahan persoalan. Dia mengatakan budaya menjalankan pembelajaran seperti itu harus dijalankan.
Dia menegaskan guru harus bisa menumbuhkan motivasi internal anak-anak untuk belajar. ’’Sehingga anak-anak bisa berprestasi tanpa stress,’’ katanya. Menurutnya metodi drilling atau latihan soal-soal ujian menjelang unas atau bahkan menambah jam pelajaran, tidak efektif. Sebab yang dikejar adalah ketuntasan materi pelajaran. (lyn/wan)