ISTIMEWA |
Warga Desa Tugu Kecamatan Buayan, memilih menggelar dzikir bersama pada malam pergantian tahun baru kemarin (31/12/2018). Warga baik pria maupun perempuan serta dari berbagai usia berdoa bersama di Masjid Al Muhajirin, yang berlokasi di RT 2 RW 3 Dukuh Sumberan, desa setempat.
Bersama tokoh masyarakat, Kepala Desa dan jajarannya, mereka memanjatkan doa dengan khusyuk. Suasana pun terasa khidmat di tengah masjid yang berdiri di kawasan pegunungan tersebut. Di akhir acara, warga mendengarkan tausiyah dari Kyai Ridwan Abdullah, tokoh agama yang merupakan putra kelahiran Desa Tugu.
Salah satu tokoh pemuda setempat, Ahmad Sugiyanto, menyampaikan kegiatan dzikir bersama ini terselenggara berkat kerja sama Komunitas Warga Rantau (Kowara) Desa Tugu dengan warga setempat. "Acara ini juga sesuai dengan anjuran Pemkab Kebumen, yang menghimbau warga tidak berlebihan saat merayakan tahun baru," katanya ditemui sebelum acara berlangsung.
Di sisi lain, Ahmad Sugiyanto yang juga pengurus Kowara itu berharap, kegiatan semacam ini menjadikan ikatan persaudaraan antar warga semakin kokoh. Sekaligus, untuk memakmurkan masjid Al Muhajirin yang belum lama ini diresmikan. Masjid bantuan dari H Tasimin, warga setempat yang sukses di Ibu Kota itu, kini sudah menjadi salah satu pusat ibadah sekaligus kebanggaan warga Desa Tugu Buayan.
Baca juga:
(Masjid Megah Milik Warga Tugu Diresmikan)
Ketua Takmir Masjid Al Muhajirin, Ustad Rasiyo mengaku sangat mengapresiasi kiprah Kowara dalam upaya memajukan kampung halaman. Masjid Al Muhajirin menjadi salah satu contoh bukti kepedulian itu. Selain bangunan megah, akses menuju masjid tersebut telah diperbaiki atas bantuan pemkab Kebumen. Termasuk lampu penerangan jalan. Semua itu tak lepas dari kekompakan warga dengan anggota Kowara.
"Kami berharap, kegiatan semacam ini berkelanjutan dan semakin ditingkatkan di masa mendatang," ujar Rasiyo.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Tugu, Sarijan dan sesepuh Kowara, Darmino. Mereka berharap, Desa Tugu terus berkembang dari sisi yang positif dan tidak lagi identik sebagai desa tertinggal. (cah)