IMAM/EKSPRES |
Sidogede menjadi desa pertama di Kecamatan Prembun yang membuat Perdes tersebut. Perdes nomor 1 tahun 2019 itu diharapkan menjadi regulasi dalam menjaga kelestarian satwa liar dan lingkungan di wilayah Desa Sidogede.
Launching Perdes, dilaksanakan di Kantor Balai Desa Sidogede, Selasa (5/2/2019). Sebanyak 50 burung dilepas ke alam bebas.
Turut hadir dalam acara tersebut Kapolsek Prembun Iptu Tejo Suwono, Danramil Prembun Kapten Suprapto, Sekcam Prembun Siti Mudrikah dan beberapa kades sekitar serta masyarakat Desa Sidogede. Hadir pula penggagas Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) yang berasal dari Prembun H Mahfud Sulaiman atau H Ebod.
Dalam kesempatan itu dilaksanakan pula pelepasan burung ke alam lian. Tidak tanggung-tanggung sebanyak 50 burung koci dilepasliarkan di pekarangan Desa Sidogede Kecamatan Prembun. Burung kacer yang dilepas, merupakan merupakan sumbangan dari H Mahfud Sulaiman. Selain Kacer, dilepas pula 5 pasang burung perkutut.
Di wilayah Desa Sidogede terdapat beberapa satwa yang sering kali menjadi sasaran buruan. Ini meliputi ikan, burung dan telur semut rang-rang (kroto). Dalam perdes itu diatur, bagi seseorang yang dengan sengaja melakukan perburuan satwa liar tersebut dapat dikenai sanksi. Adapun sanksinya yakni berupa denda paling sedikit Rp 1 juta dan paling banyak Rp 10 juta.
Kepala Desa Sidogede Sunarto mengehaskan adanya Perdes diharapkan menjadi momentum kebangkitkan kepedulian masyarakat kepada lingkungan dan satwa. Sikap kepedulian itu dapat terus diwariskan kepada anak cucu di Sidogede. Perlindungan juga diharapkan dapat menjaga binatang baik air, darat ataupun udara serta hewan ternak tertentu. "Harapannya kepedulian masyarakat terus bertambah terkait perlindungan satwa dan lingkungan," katanya.
Kapolsek Prembun Iptu Tejo Suwono mengapresiasi Desa Sidogede yang menginisiasi perlindungan satwa di Prembun. Menurutnya, hal tersebut sangat penting dimana kelestarian satwa dan lingkungan perlu dijaga. Adanya pelestarian akan mengembalikan kondisi alam seperti dulu kembali. "Harapannya satwa liar dan lingkungan di Sidogede dan umumnya Kebumen terjaga dengan baik," paparnya.
Sementara itu H Mahfud Sulaiman mengemukakan, burung dapat menjadi penyeimbang ekosistem. Dalam rantai makanan, burung merupakan predator dari ulat yang berpotensi merusak tanaman. Adanya burung dapat menekan kerusakan tanaman warga karena menjadi predator alami. "Keseimbangan alam perlu dijaga agar tanaman petani dan masyarakat dapat maksimal," ungkapnya. (mam)