IMAM/EKSPRES |
Kegiatan mina padi dilaksanakan di area persawahan tepatnya di kawasann RT 1 RW 1 desa setempat. Posisi sawah yang memang cenderung dalam, membuat air tergenang lebih lama dan cocok untuk budidaya ikan. Adapun ikan yang dipelihara yakni jenis bawal dan lele.
Pemilihan spesies dua jenis ikan tersebut bukan tanpa alasan. Bawal dan lele pertumbuhannya cenderung lebih cepat saat dipelihara dengan sistem mina padi. Selain itu dua jenis ikan tersebut lebih tahan terhadap serangan hama predator.
Salah satu pemuda Kebulusan Suharyadi (28) mengemukakan, ide mina padi berawal dari keprihatinan banyaknya penangapan ikan menggunakan obat (potasium) dan setrum. Selain itu kawasan persawahan memang mendukung untuk kegiatan tersebut. “Kami melihat adanya peluang, dan pentingnya menjaga kelestarian alam,” tuturnya, Senin (11/2/2019).
Setelah mendapatkan ide tersebut, Suharyadi lantas menyampaikan ide gagasan tersebut kepada para pemuda lainnya. Ada yang mendukung meskipun ada pula yang acuh. Suharyadi melaksanakan penggalangan dana kepada para pemuda yang mendukung gagasannya. “Dana digunakan untuk memeli jaring dan bambu untuk membuat pagar. Selain itu juga membeli benih dan sedikit pakan. Sebab dengan sistem mina padi ikan tidak membutuhkan banyak makanan,” katanya.
Dalam pemantauan, lanjut Suharyadi, pertumbuhan ikan tergolong cepat dari pada saat dipelihara di kolam. Selain itu ikan tampak lebih sehat dengan indikasi lebih agresif dalam pergerakannya. Keuntungan lainnya yakni terdapat pula ikan-ikan habitat asli sawah yang akan menambah pula penghasilan mina padi.
Meski mina padi yang dilaksanakan tergolong sukses, namun bukan berati tidak ada kendala. Suharyadi berharap adanya perhatian dari pemerintah. Sebab pihaknya masih membutukan beberapa jaring untuk lebih menjaga keamanan ikan. “Kami masih membutuhkan bantuan jaring. Kalau harus kembali menarik dari para pemuda rasanya tidak mungkin. Untuk kami berharap adanya perhatian dari pemerintah,” ucapnya. (mam)