saefur/ekspres |
Mereka masih banyak menggunakan saluran irigasi Waduk Wadaslintang untuk mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Warga mengaku merasa nyaman tatkala membilas baju di air yang mengalir deras. Pemandangan ini lumrah dilihat di Desa Kemangguan, Gemeksekti, dan Bumirejo Kecamatan Pejagoan. "Karena mudah saja, airnya mengair jadi mudah membasuh baju kotor," kata Sulastri (38) salah satu warga Desa Kemangguan Kecamatan Alian, Kamis (31/1/2019).
Selain lebih leluasa dalam mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga, banyak warga dan anak - anak sekitar bantaran saluran irigasi memanfaatkannya untuk mandi. "Biasanya juga buat mandi juga sih," katanya.
Namun di sisi manfaat yang didapat warga masyarakat dari penggunaan sauran irigasi mereka terkadang juga mengeluhkan adanya sampah yang sengaja dibuang oleh warga ke saluran irigasi. "Ya terkadang juga risih kalau ada banyak sampah yang mengalir, apa lagi sampah kotoran seperi pembalut dan popok bayi," kata Anisatun (25) warga lain.
Sejauh ini, warga mengaku belum terganggu dengan kebiasaan itu. Mereka tak pernah mengeluh adanya penyakit kulit meski air tampak keruh dan kumuh.
Selain itu, sering dijumpai banyak sampah yang menumpuk di saluran irigasi terutama pada jembatan dan pembuangan saluran air hingga pencemaran. Tak hanya segi pemanfaatannya saja namun dari segi perhatian pencemaran adanya pembuangan sampah ke saluran irigasi juga harus perhatikan dari pemerintah.
Bako Humas BPBD Kebumen Heri Purwoto, mengatakan pada musim penghujan ini pihaknya menghimbau kepada warga masyarakat untuk menjaga saluran air bebas dari sampah hal itu dikarenakan dapat memicunya sumbatan pada saluran air dan menyebabkan banjir. (fur)