PURWOREJO- Akses jalan Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo, tepatnya di Dusun Rukem, RT 2 RW 7 mengalami longsor hingga menyisakan separuh badan jalan. Lonsoran tanah bahkan menimpa rumah warga yang berada di bawah bahu jalan.
Perangkat desa setempat, Andri mengungkapkan jalan itu selama ini menjadi satu-satunya akses jalan yang dipergunakan warga. Dibangun dengan sistem rabat beton 2 bagian, jika tidak dilakukan penanganan segera dimungkinkan akan longsor seluruhnya.
"Kemarin itu pas ada hujan deras, memang jalannya agak labil karena bawahnya cukup tinggi. Dan kebetulan juga dibawahnya ada rumah," kata Andri, kemarin (20/3/2019).
Menurut Andri, akses jalan tersebut merupakan sarana utama bagi warga. Tidak ada akses jalan lain untuk mencapai jalan besar. Jika benar-benar longsor seluruhnya, warga harus berjuang untuk mencari jalan lain. Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo sendiri dihuni sebanyak 167 Kepala Keluarga (KK).
Pantauan koran ini, kawasan tersebut memang terlihat amat rawan. Bagian atas merupakan tebing dengan susunan batuan lapuk. Ini bisa memicu terjadinya longsor susulan. Sementara itu di bagian bawah jalan merupakan titik yang rawan karena terlalu tinggi.
Jalannya sendiri terlihat patah memanjang, bahkan di salah satu titik ada rabat yang sudah hilang. Untuk sementara waktu, warga memanfaatkan pagar bambu sebagai penanda untuk jalan yang rusak.
Kepala Desa Sidomulyo Setyono Hadi mengungkapkan jika material tanah yang menimpa bagian samping rumah memang belum dilakukan penanganan. Pihaknya tidak ingin gegabah mengerahkan warga untuk melakukan kerja bakti. "Itu memang belum dilakukan penanganan. Kita menunggu cuacanya membaik dulu," kata Setyono.
Menurutnya, jika dipaksakan untuk dilakukan penanganan malah akan memperburuk kondisi tanah. Yang ditakutkan adalah muncul longsor susulan yang akan semakin memperparah dan mengancam kondisi jalan. "Kita konsultasikan ke BPBD dan pihak terkait, harapan kita bisa dibantu bahan material untuk penanganannya," imbuh Setyono.
Rencananya titik itu akan dibangun talud dan pelebaran jalan dengan mengepras bukit sepanjang 1 meter. Dengan luas jalan diharapkan potensi longsor akan berkurang karena titik rawan tidak akan dilalui kendaraan.
Disinggung penanganan warga saat terjadi hujan deras, Setyono mengaku jika warga sudah paham dan akan berusaha menyelamatkan diri secara swakarsa. "Mereka akan mencari tempat yang lebih aman kalau ada hujan deras," tambahnya. (ndi)
Perangkat desa setempat, Andri mengungkapkan jalan itu selama ini menjadi satu-satunya akses jalan yang dipergunakan warga. Dibangun dengan sistem rabat beton 2 bagian, jika tidak dilakukan penanganan segera dimungkinkan akan longsor seluruhnya.
"Kemarin itu pas ada hujan deras, memang jalannya agak labil karena bawahnya cukup tinggi. Dan kebetulan juga dibawahnya ada rumah," kata Andri, kemarin (20/3/2019).
Menurut Andri, akses jalan tersebut merupakan sarana utama bagi warga. Tidak ada akses jalan lain untuk mencapai jalan besar. Jika benar-benar longsor seluruhnya, warga harus berjuang untuk mencari jalan lain. Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo sendiri dihuni sebanyak 167 Kepala Keluarga (KK).
Pantauan koran ini, kawasan tersebut memang terlihat amat rawan. Bagian atas merupakan tebing dengan susunan batuan lapuk. Ini bisa memicu terjadinya longsor susulan. Sementara itu di bagian bawah jalan merupakan titik yang rawan karena terlalu tinggi.
Jalannya sendiri terlihat patah memanjang, bahkan di salah satu titik ada rabat yang sudah hilang. Untuk sementara waktu, warga memanfaatkan pagar bambu sebagai penanda untuk jalan yang rusak.
Kepala Desa Sidomulyo Setyono Hadi mengungkapkan jika material tanah yang menimpa bagian samping rumah memang belum dilakukan penanganan. Pihaknya tidak ingin gegabah mengerahkan warga untuk melakukan kerja bakti. "Itu memang belum dilakukan penanganan. Kita menunggu cuacanya membaik dulu," kata Setyono.
Menurutnya, jika dipaksakan untuk dilakukan penanganan malah akan memperburuk kondisi tanah. Yang ditakutkan adalah muncul longsor susulan yang akan semakin memperparah dan mengancam kondisi jalan. "Kita konsultasikan ke BPBD dan pihak terkait, harapan kita bisa dibantu bahan material untuk penanganannya," imbuh Setyono.
Rencananya titik itu akan dibangun talud dan pelebaran jalan dengan mengepras bukit sepanjang 1 meter. Dengan luas jalan diharapkan potensi longsor akan berkurang karena titik rawan tidak akan dilalui kendaraan.
Disinggung penanganan warga saat terjadi hujan deras, Setyono mengaku jika warga sudah paham dan akan berusaha menyelamatkan diri secara swakarsa. "Mereka akan mencari tempat yang lebih aman kalau ada hujan deras," tambahnya. (ndi)