ISTIMEWA |
Ambrol sepanjang sekitar 50 meter disebabkan adanya penurunan tanah (amblas) disekitar lokasi. Ambrol tanggul berdampak kerusak jalan desa yang retak dan menurun.
Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto melalui Kabid Logistik dan Kedaruratan Salam dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait. Ini untuk mencari solusi perbaikan kerusakan tanggul tersebut. "Kami masih melakukan assesment terkait kerusakan tanggul," tuturnya.
Dijelaskan Salam, ambrolnya tanggul mengancam rumah Casmuri, Bawon, Munhar dan Subarno. Tidak ada korban jiwa alias nihil. Awalnya tanah disekitar tanggul atau parapet longsor. Ini sekitar pukul 12.30 WIB. Akibatnya parapet Sungai Kedungbener longsor. Ukuranya sekitar panjang 50, tinggi 5 dan longsor kebawah 50 cm. “Kerugian meterial tanggul diperkirakan mencapai Rp 150 juta,” katanya.
Sekedar pengamanan, kini telah dipasang rambu peringatan. Upaya yang dilakukan yakni assesment dan koordinasi dengan pihak Desa, DPUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Rambu peringatan dipasang karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. “Kebutuhan mendesak yakni pembuatan tanggul darurat. Agar rumah tidak ikut longsor,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kebumen Miftahul Ulum mengemukakan pihaknya telah meninjau lokasi kejadian bersama DPUPR Kebumen. Selanjutnya akan meminta dinas menyampaikan kerusakan kepada pihak terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. "Kami telah meminta DPUPR untuk menyampaikan kerusakan dan meminta segera ditangani," ungkapnya.
Kondisi tanggul sangat membahayakan perumahan penduduk. Terutama saat terjadi hujan deras. Air sungai meninggi dan berarus deras. Air dapat masuk ke pamukiman warga.
Tanggul harus segera diperbaiki. Sebeb kalau hanya dibuat tanggul darurat dari pasir, itu terasa percuma. “Harapannya segera dibuat tanggul baru. Sehingga dapat menghalangi air masuk pemukiman penduduk. Ini mendesak mengingat masih musim penghujan," ucapnya. (mam)