KEBUMEN (kebumenekspres.com)- H Arif Sugiyanto SH dipastikan menduduki kursi Wakil Bupati Kebumen untuk meneruskan sisa masa Jabatan bakti 2016-2021. Itu setelah dalam rapat paripurna DPRD Kebumen, Arif meraih suara mutlak 41 dari 47 anggota dewan yang hadir, Senin (25/3). Pesaingnya, Busro hanya mendapat tiga suara. Sementara tiga suara lainnya tidak sah.
Pegiat Medsos dan Pemerhati Kebijakan Publik Arif Yuswandono menyampaikan ada dua agenda besar yang menjadi ujian bagi Wakil Bupati baru dan awal perubahan bangsa ini, baik lokal Kebumen maupun nasional.
Pertama adalah pesta demokrasi lima tahunan, Pileg dan Pilpres 2019. Wabup baru diharapkan mampu mendampingi Bupati mengawal kontestasi politik agar berjalan damai, aman dan kondusif. Disamping menjamin netralitas ASN di jajaran Pemkab Kebumen.
Kedua adalah gelaran Pilkades Serentak di 400 desa dalam wilayah Kabupaten Kebumen. Desa dan kepala desa menjadi ujung tombak pembangunan yang menjamin pemerataan serta keadilan sosial.
“Selama ini Pilkades identik dengan wuwuran dan money politik. Wabup, menurut saya harus dapat memberi warna baru agar proses Pilkades berjalan fair dan berkualitas. Terpilih kepala desa yang berintegritas dan memiliki kapasitas,” terangnya.
Arif menambahkan, 400 kepala desa baru nantinya akan menjadi mitra strategis Pemkab Kebumen. Ini salah satunya dalam mengentaskan kemiskinan dan memajukan Kabupaten Kebumen. Semoga Kebumen tumbuh menjadi daerah yang maju, sejahtera dan bermartabat. “Segera dapat mengejar ketertinggalan dari daerah lain di Jawa Tengah,” ucapnya.
Terlepas dari itu, munculnya nama Arif Sugiyanto hingga kemudian terpilih menjadi Wakil Bupati menjadi catatan tersendiri bagi para partai pengusung. Dalam hal ini, Arif Yuswandono mengaku heran dengan fenomena aneh dalam sikap para politisi Kebumen.
Arif Sugiyanto diketahui bukan kader partai pengusung pasangan Mohammad Yahya Fuad-Yazid Mahfudz pada Pilkada 2015 lalu. Padahal, kursi wakil bupati Kebumen adalah hak koalisi partai pengusung yakni PAN, Gerindra, PKB, dan Demokrat.
Hal ini tentunya mengundang tanda Tanya besar. "Apakah ini sebagai bentuk berjiwa besar atau ada sesuatu yang misterius? Faktanya koalisi partai pengusung justru mengajukan H Arif Sugiyanto SH yang notabenenya merupakan Kader Partai Golkar dan Busro dari Nasdem," ujarnya.
Selain itu lanjut Arif, prosesnya juga sangat cepat dan mulus. Proses pengisian Kursi Wakil Bupati Kebumen terbilang istimewa. Secepat kilat dan sangat mulus. Tanpa gejolak dan perdebatan panjang. “Ini tentu membuat publik Kebumen bertanya-tanya. Apa yang terjadi sebetulnya. Bandingkan dengan proses pengisian Sekda atau Direktur RS Dr Sudirman yang berlarut-larut,” ungkapnya.
Terlepas dari semua dugaan dan prasangka, Arif menegaskan, sebagai warga Kebumen tetap berharap dan berdoa. Semoga dengan terpilihnya H Arif Sugiyanto SH mendampingi Gus Yazid, akan membawa perubahan signifikan untuk Kebumen.(mam)
Pegiat Medsos dan Pemerhati Kebijakan Publik Arif Yuswandono menyampaikan ada dua agenda besar yang menjadi ujian bagi Wakil Bupati baru dan awal perubahan bangsa ini, baik lokal Kebumen maupun nasional.
Pertama adalah pesta demokrasi lima tahunan, Pileg dan Pilpres 2019. Wabup baru diharapkan mampu mendampingi Bupati mengawal kontestasi politik agar berjalan damai, aman dan kondusif. Disamping menjamin netralitas ASN di jajaran Pemkab Kebumen.
Kedua adalah gelaran Pilkades Serentak di 400 desa dalam wilayah Kabupaten Kebumen. Desa dan kepala desa menjadi ujung tombak pembangunan yang menjamin pemerataan serta keadilan sosial.
“Selama ini Pilkades identik dengan wuwuran dan money politik. Wabup, menurut saya harus dapat memberi warna baru agar proses Pilkades berjalan fair dan berkualitas. Terpilih kepala desa yang berintegritas dan memiliki kapasitas,” terangnya.
Arif menambahkan, 400 kepala desa baru nantinya akan menjadi mitra strategis Pemkab Kebumen. Ini salah satunya dalam mengentaskan kemiskinan dan memajukan Kabupaten Kebumen. Semoga Kebumen tumbuh menjadi daerah yang maju, sejahtera dan bermartabat. “Segera dapat mengejar ketertinggalan dari daerah lain di Jawa Tengah,” ucapnya.
Terlepas dari itu, munculnya nama Arif Sugiyanto hingga kemudian terpilih menjadi Wakil Bupati menjadi catatan tersendiri bagi para partai pengusung. Dalam hal ini, Arif Yuswandono mengaku heran dengan fenomena aneh dalam sikap para politisi Kebumen.
Arif Sugiyanto diketahui bukan kader partai pengusung pasangan Mohammad Yahya Fuad-Yazid Mahfudz pada Pilkada 2015 lalu. Padahal, kursi wakil bupati Kebumen adalah hak koalisi partai pengusung yakni PAN, Gerindra, PKB, dan Demokrat.
Hal ini tentunya mengundang tanda Tanya besar. "Apakah ini sebagai bentuk berjiwa besar atau ada sesuatu yang misterius? Faktanya koalisi partai pengusung justru mengajukan H Arif Sugiyanto SH yang notabenenya merupakan Kader Partai Golkar dan Busro dari Nasdem," ujarnya.
Selain itu lanjut Arif, prosesnya juga sangat cepat dan mulus. Proses pengisian Kursi Wakil Bupati Kebumen terbilang istimewa. Secepat kilat dan sangat mulus. Tanpa gejolak dan perdebatan panjang. “Ini tentu membuat publik Kebumen bertanya-tanya. Apa yang terjadi sebetulnya. Bandingkan dengan proses pengisian Sekda atau Direktur RS Dr Sudirman yang berlarut-larut,” ungkapnya.
Terlepas dari semua dugaan dan prasangka, Arif menegaskan, sebagai warga Kebumen tetap berharap dan berdoa. Semoga dengan terpilihnya H Arif Sugiyanto SH mendampingi Gus Yazid, akan membawa perubahan signifikan untuk Kebumen.(mam)