KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sedikitnya 58 santri Roudhlutul Ulum, Desa Karangtanjung, Kecamatan Alian, Rabu (3/4/2019), dilarikan ke rumah sakit dr Soedirman Kebumen.
Mereka harus dirawat intensif karena mengalami gejala seperti keracunan usai mengonsumsi nasi kotak yang dikirim dari Panti Asuhan Nurul Barokah, Desa Karangsari Kecamatan Kebumen. Berikut kronologi kejadian tersebut, berdasarkan penelusuran Kebumen Ekspres di lapangan.
Awalnya, pada Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 11.00 WIB, sebanyak 300 nasi kotak dikirimkan seseorang ke Panti Asuhan Nurul Barokah, Karangsari. Nasi kotak itu berisi sate kambing, gulai berikut lalapan dan nasi.
Karena jumlahnya terlalu banyak, nasi kotak itu lantas dibagikan kepada tetangga. Termasuk kemudian, pondok pesantren Roudhlutul Ulum, di Desa Karangtanjung Kecamatan Alian.
Selang beberapa jam setelah mengonsumsi nasi kotak, Selasa malam sekitar pukul 20.00 WIB, sejumlah santri mengalami gejala pusing, mual dan demam.
Pada Rabu pagi (3/4), semakin banyak santri yang mengeluhkan hal yang sama. Mereka lantas dibawa ke RSUD dr Soedirman Kebumen. RSUD menyatakan ada 58 santri yang dirawat.
Belakangan diketahui, ada juga 7 anak penghuni panti asuhan Panti Asuhan Nurul Barokah, Desa Karangsari Kecamatan Kebumen yang mengalami gejala sama. Mereka dilarikan ke RS Siti Khadijah.
Nasihudin (16), salah satu santri ditemui di RSUD Dr Soedirman mengatakan, awalnya tak ada yang mencurigakan usai mereka memakan nasi kotak yang kemudian menjad menu makan siang siang tersebut.
Namun keesokan harinya, Rabu pagi, ia merasa demam, dan pusing lemas. "Yang lain juga merasakan gejala keracunan, yang lain mual, muntah, BAB cair pusing dan demam. Ada juga yang pingsan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Hj Rini Kristiani M Kes dikonfirmasi menyampaikan sudah mengetahui dan mendapat laporan terkait peristiwa keracunan yang terjadi di Kecamatan Alian. Dinkes langsung menyatakan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kasus keracunan makan bukan kali pertama terjadi. Pihaknya mengimbau kepada para penyedia jasa makanan untuk lebih berhati-hati. “Kini sudah terkendali, beberapa diantaranya di rawat di RS Siti Khatijah,” paparnya.
Menurut dr Rini keracunan dapat terjadi akibat beberapa hal. Ini bisa jadi ada penambahan bahan makanan, kualitas makanan, penyajian atau terkontaminasi bakteri. Penambah bahan makanan bisa dari pewarna atau lainnya. Sedangkan kualitas bisa dari bahan makanan. Kalau terkontaminasi bisa jadi pada proses pengolahan, bahan atau penyajian. “Untuk itu harus lebih hati-hati dan terus menjaga kesehatan,” tegasnya.
Hal lain yang dapat memicu keracunan yakni penyajian. Makanan yang sudah diolah dalam waktu delapan jam, harus kembali dipanaskan (dienget). Jika tidak bisa saja kualitasnya menurun dan dapat menjadi penyebab keracunan. “Kalau melihat dari kasus tersebut kemungkinan makanan terkontaminasi bakteri. Namun hal itu baru dapat dibuktikan dari hasil laboratorium. Dinkes telah mengambil sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan,” ucapnya.(cah/mam/fur)
Mereka harus dirawat intensif karena mengalami gejala seperti keracunan usai mengonsumsi nasi kotak yang dikirim dari Panti Asuhan Nurul Barokah, Desa Karangsari Kecamatan Kebumen. Berikut kronologi kejadian tersebut, berdasarkan penelusuran Kebumen Ekspres di lapangan.
Awalnya, pada Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 11.00 WIB, sebanyak 300 nasi kotak dikirimkan seseorang ke Panti Asuhan Nurul Barokah, Karangsari. Nasi kotak itu berisi sate kambing, gulai berikut lalapan dan nasi.
Karena jumlahnya terlalu banyak, nasi kotak itu lantas dibagikan kepada tetangga. Termasuk kemudian, pondok pesantren Roudhlutul Ulum, di Desa Karangtanjung Kecamatan Alian.
Selang beberapa jam setelah mengonsumsi nasi kotak, Selasa malam sekitar pukul 20.00 WIB, sejumlah santri mengalami gejala pusing, mual dan demam.
Pada Rabu pagi (3/4), semakin banyak santri yang mengeluhkan hal yang sama. Mereka lantas dibawa ke RSUD dr Soedirman Kebumen. RSUD menyatakan ada 58 santri yang dirawat.
Belakangan diketahui, ada juga 7 anak penghuni panti asuhan Panti Asuhan Nurul Barokah, Desa Karangsari Kecamatan Kebumen yang mengalami gejala sama. Mereka dilarikan ke RS Siti Khadijah.
Nasihudin (16), salah satu santri ditemui di RSUD Dr Soedirman mengatakan, awalnya tak ada yang mencurigakan usai mereka memakan nasi kotak yang kemudian menjad menu makan siang siang tersebut.
Namun keesokan harinya, Rabu pagi, ia merasa demam, dan pusing lemas. "Yang lain juga merasakan gejala keracunan, yang lain mual, muntah, BAB cair pusing dan demam. Ada juga yang pingsan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Hj Rini Kristiani M Kes dikonfirmasi menyampaikan sudah mengetahui dan mendapat laporan terkait peristiwa keracunan yang terjadi di Kecamatan Alian. Dinkes langsung menyatakan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kasus keracunan makan bukan kali pertama terjadi. Pihaknya mengimbau kepada para penyedia jasa makanan untuk lebih berhati-hati. “Kini sudah terkendali, beberapa diantaranya di rawat di RS Siti Khatijah,” paparnya.
Menurut dr Rini keracunan dapat terjadi akibat beberapa hal. Ini bisa jadi ada penambahan bahan makanan, kualitas makanan, penyajian atau terkontaminasi bakteri. Penambah bahan makanan bisa dari pewarna atau lainnya. Sedangkan kualitas bisa dari bahan makanan. Kalau terkontaminasi bisa jadi pada proses pengolahan, bahan atau penyajian. “Untuk itu harus lebih hati-hati dan terus menjaga kesehatan,” tegasnya.
Hal lain yang dapat memicu keracunan yakni penyajian. Makanan yang sudah diolah dalam waktu delapan jam, harus kembali dipanaskan (dienget). Jika tidak bisa saja kualitasnya menurun dan dapat menjadi penyebab keracunan. “Kalau melihat dari kasus tersebut kemungkinan makanan terkontaminasi bakteri. Namun hal itu baru dapat dibuktikan dari hasil laboratorium. Dinkes telah mengambil sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan,” ucapnya.(cah/mam/fur)