• Berita Terkini

    Jumat, 05 April 2019

    Sebagian Korban Keracunan Massal di Kebumen Sudah Diperbolehkan Pulang

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Puluhan korban diduga mengalami keracunan akibat mengonsumsi nasi kotak, masih menjalani pengobatan intensif di RSUD dr Soedirman Kebumen. Sementara, sebagian sudah dipulangkan.

    Dari pantauan Ekspres, jumlah total korban keracunan mencapai 67 orang dirawat di RSUD Soedirman. Sejak Rabu malam (3/4), ada 10 pasien santri pondok Roudhotul Ullum Desa Karangtanjung Kecamatan Alian sudah dipulangkan. Namun pada Kamis pagi (4/4), empat santri kembali dilarikan ke rumah sakit.

    Bagian Keperawatan RSDS Kebumen Sapto menjelaskan, jumlah seluruh pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 67 pasien. Dari jumlah tersebut, hingga kini masih terdapat 25 pasien yang menjalani perawatan di IGD.

    Sedangkan 15 pasien sudah ditempatkan di bangsal. Sisanya 27 pasien sudah diizinkan pulang. “Beberapa sudah pulang, namun ada yang sudah pulang dan kembali lagi ke RSDS dan harus mendapat perawatan kembali,” tuturnya, Kamis (4/4/2019).

    Kepala Bidang Penunjang Medis dan Non Medis RSDS Kebumen H Tri Tunggal Eko Sapto SKM MPH menegaskan para pasien mendapatkan perawatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Para pasien juga mendapatkan pelayanan dengan cepat, tepat dan profesional. “Semua dilayani dengan baik, cepat dan profesional,” ungkapnya.
    Dijelaskannya, keluhan yang dialami oleh pasien yakni mual-mual, deman dan diare. Beberapa diantaranya masih BAB dan menceret. Pasien masih mendapatkan perawatan invus untuk memulihkan kondisi. “Mudah-mudahan semua pasien lekas sembuh dengan cepat,” ungkapnya.

    Sementara itu Dinas Kesehatan Kebumen kini telah mengirim sampel makanan ke Semarang. Sampel makanan berupa sate dan gulai yang diduga menjadi penyebab keracunan. Sampel dibawa ke Laboratorium di Semarang. Terhadap sampel itu nantinya akan dilakukan observasi untuk mengetahui kandungan dalam makanan yang menjadi penyebab keracunan.

    Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Hj Rini Kristiani MKes menyampaikan hasil observasi terhadap sampel makanan beru diketahui beberapa hari ke depan. Hingga kini pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab keracunan tersebut. Kasus keracunan makanan bisa jadi karena ahan makanan, zat pencampur bahan makanan, terkontaminasi dan penyajian. “Sampel makanan sudah dikirim ke Semarang. Hasilnya mungkin muncul satu minggu," katanya.

    Rini menegaskan, seluruh proses perawatan terhadap pasien akan ditanggung Pemkab Kebumen. Ini melalui dana Jamkesda. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan. "Sesuai arahan Pak Bupati, perawatan ditanggung Jamkesda," ucapnya.

    Terpisah, pengurus pondok Roudhotul Ullum, Desa Karangtanjung, Kecamatan Alian, Maimun Huda, menyampaikan sejumlah santri sudah boleh pulang pada Rabu malam.
    "Sekitar pukul 23.00 WIB ada 10 santri sudah pulang, pagi harinya tambah satu juga pulang, namun sekitar pukul 08.00 ada 4 santri yang muntah - muntah dan kami bawa lagi ke rumah sakit," kata di tempat.

    Maimun Huda mengatakan jumlah total 57 satri pondok yang dilarikan ke rumah sakit hingga Kamis (4/4) sekitar pukul 16.00 WIB ada 13 santri yang sudah dipulangkan dua diantaranya langsung dijemput oleh orang tuanya.

    "Beberapa sudah pada pulang, ada yang dijemput langsung oleh orang tuanya, kalau kondisi sekarang benerapa yang parah sudah dimasukan ke ruangan bangsal juga ada yang masih di IGD," katanya.

    Maimun Huda menambahkan, para korban keracunan merupakan santri pondok yang masih dibangku kelas XII SMA. Sebagian, masih tetap masuk sekolah meski harus menahan rasa sakit. Hal itu dikarenakan saat ini mereka sedang menempuh Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). "Ada beberapa santri putri yang nekad masuk sekolah lantaran mereka lagi ujian nasional, mereka sekolah di SMA N 2 Kebumen dan MAN 1 Kebumen," ungkapnya.

    Huda juga mengatakan para santri yang sehat diminta untuk mengumpulkan air kelapa muda untuk obat para korban keracunan. "Dari rumah sakit menyarankan untuk mengumpulkan air kepala untuk penawar racun, setelah terkumpul ini kita kupas dan kita antar dan bagi ke rumah sakit," katanya kepada Ekspres kemarin sore.
    Terpisah, Kapolres Kebumen, AKP Roberto Pardede melalui Kasubag Humas AKP Suparno, menyampaikan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan yang dibawa ke Balai Pom Semarang.



    "Setelah banyaknya korban yang keracunan akibat mengkonsumsi nasi kotak, sampel makanan pun akhirnya dikirimkan oleh Dinkes Kebumen ke BPOM Semarang untuk mengetahui makanan mana yang menyebabkan korban merasa pusing, mual, dan diare tersebut," kata AKP Suparno didampingi Kapolsek Kebumen,  AKP Hari Harjanto.

    Dari

    data polisi, ada sebanyak 55 santri dari Ponpes Roudhotul Ullum Kecamatan Alian dan anak Panti Nurul Barokah, Desa Karangsari Kecamatan Kebumen  keracunan setelah mengkonsumsi Sate dan Gulai Kambing yang dibagikan oleh Panti Nurul Barokah.



    Akibatnya 48 Santri Roudhotul Ullum dilarikan ke RSUD Kebumen dan 7 anak Panti Nurul Barokah dibawa ke Klinik Siti Khodijah Kebumen mendapatkan perawatan medis.


    Menurut polisi, nasi itu dibeli oleh pengurus Panti Nurul Barokah, Fatahudin. Fatahudin, membeli 300 bungkus kotak nasi di salah satu warung sate di daerah Kelurahan Panjer Kebumen.
    Nasi kotak tersebut ia bagikan kepada para santri dan tetangganya. Setelah menyantap, para santri dan anak Panti keracunan.

    Namun, saat wartawan Kebumen Ekspres menemuinya Rabu (3/4), Fatahudin mengaku nasi kotak itu merupakan santunan dari seseorang. Bahkan, Fatahudin sempat menyebut nasi kotak berasal dari calon legislatif (caleg). (mam/fur/cah)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top