imamekspres |
Yang juga mengkhawatirkan dan harus diwaspadai, terjadi peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun. Tahun 2017, kasus DBD di Kebumen hanya 58 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
Sedangkan tahun 2018, kasus DBD hanya 28 kasus. Kendati tahun 2019 mengalami peningkatan cukup signifikan, namun jumlah masih tinggi pada tahun 2016. Di tahun tersebut jumlah DBD mencapai 482 kasus.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dr Hj Rini Kristiani saat jumpa pers dengan awak media, di Gedung Press Center Setda Kebumen, Selasa (30/4/2019).
Rini Kristiani menyampaikan adanya lonjakan kasus DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yakni karena cuaca atau perilaku masyarakat. Musim penghujan memungkinkan banyak terjadi genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk. "Masyarakat perlu waspada dan berhati-hati dalam menjaga diri dan lingkungan sekitar rumah," tuturnya.
Pengendalian penyakit DBD setidaknya dilaksanakan dengan tiga jenis metode. Pertama menjaga kesehatan lingkungan dengan meminimalisasi tempat-tempat yang dapat digunakan untuk sarang nyamuk.
Metode biologis dilaksanakan dengan menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk. Sedangkan metode kimia yakni pengasapan/fogging maupun memberikan bubuk Abate. “Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilaksanakan dengan menutup penampungan air, menguras bak mandi dan menimbun barang bekas yang dapat menampung air," tegasnya.
Masyarakat juga perlu mengetahui gejala DBD. Beberapa tanda dintaranya demam tinggi mencapai 38 - 40 derajat celsius pada hari pertama. Setelah itu pada hari ketiga dan keempat, demam turun yang seolah-olah sembuh padahal ini fase kritis.
Di hari kelima hingga ketujuh, demam mulai naik kembali untuk fase penyembuhan. "Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memberi minum sebanyak mungkin, beri obat penurun panas, dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," paparnya.
Ditambah Rini, fase hidup nyamuk setidaknya terjadi dalam tahap. Ini meliputi telur, larva dan nyamuk. Dalam kondisi kering telur nyamuk dapat bertahan selama 6 bulan. Adapun fase larva sekitar 7 sampai 10 hari. Telur dan larva yang berasal dari nyamuk yang telah membawa virus Dengue dapat menyebabkan DBD tanpa harus menggigit orang sakit DBD terlebih dahulu. "Mari bersama-sama melaksanakan pencegahan dengan menjaga kesehatan lingkungan dan diri," ucapnya. (mam)