BANJARNEGARA - Serangan babi hutan sangat meresahkan petani di wilayah atas. Sebab hama tersebut merusak hampir semua jenis tanaman. Akibat serangan babi hutan ini, petani menderita kerugian besar. Bahkan sampai ada yang mengalami gagal panen.
Kaur Umum Desa Dawuhan Kecamatan Wanayasa Supriyanto mengatakan serangan babi hutan mengganas sejak setahun yang lalu. Menurut dia, serangan babi hutan mengganas karena banyaknya jumlah babi hutan di alam liar. "Tanaman apapun itu pasti dirusak, kecuali padi," jelasnya. Tanaman padi tidak dirusak karena babi hutan enggan masuk sawah yang becek.
Dia menyebut serangan babi hutan ini dialami petani dari wilayah Kecamatan Wanayasa, Karangkobar, Batur dan Kalibening. Dalam sekali berburu, bisanya mendapatkan beberapa ekor babi hutan. "Terakhir sebelum puasa, kemarin kita dapat enam ekor. Lima masih anak dan satu babi hutan dewasa," jelasnya. Hasil buruan ini, biasanya digunakan sebagai pakan anjing pemburu atau dijual ke Serulingmas sebagai pakan satwa karnivora.
Perburuan kembali akan dilakukan pekan ini. Sebab serangan babi hutan kembali mengganas di Dusun Pagergunung Desa Dawuhan Kecamatan Wanayasa. Di dusun itu, babi hutan menyerang tanaman salak, jagung dan ketela. "Minggu ini rencananya kita akan lakukan perburuan lagi. Sebab petani di Pagergunung kembali resah," paparnya.
Dia menyebut perburuan ini dilakukan secara tradisional oleh anggota Persatuan Olah Raga Buru Babi Hutan Indonesia (Porbi). "Pemburunya gabungan dari beberapa wilayah," jelasnya.(drn)
Kaur Umum Desa Dawuhan Kecamatan Wanayasa Supriyanto mengatakan serangan babi hutan mengganas sejak setahun yang lalu. Menurut dia, serangan babi hutan mengganas karena banyaknya jumlah babi hutan di alam liar. "Tanaman apapun itu pasti dirusak, kecuali padi," jelasnya. Tanaman padi tidak dirusak karena babi hutan enggan masuk sawah yang becek.
Dia menyebut serangan babi hutan ini dialami petani dari wilayah Kecamatan Wanayasa, Karangkobar, Batur dan Kalibening. Dalam sekali berburu, bisanya mendapatkan beberapa ekor babi hutan. "Terakhir sebelum puasa, kemarin kita dapat enam ekor. Lima masih anak dan satu babi hutan dewasa," jelasnya. Hasil buruan ini, biasanya digunakan sebagai pakan anjing pemburu atau dijual ke Serulingmas sebagai pakan satwa karnivora.
Perburuan kembali akan dilakukan pekan ini. Sebab serangan babi hutan kembali mengganas di Dusun Pagergunung Desa Dawuhan Kecamatan Wanayasa. Di dusun itu, babi hutan menyerang tanaman salak, jagung dan ketela. "Minggu ini rencananya kita akan lakukan perburuan lagi. Sebab petani di Pagergunung kembali resah," paparnya.
Dia menyebut perburuan ini dilakukan secara tradisional oleh anggota Persatuan Olah Raga Buru Babi Hutan Indonesia (Porbi). "Pemburunya gabungan dari beberapa wilayah," jelasnya.(drn)