PURWOREJO- Setelah mengikuti tahapan penilaian, sebanyak 16 sekolah di jenjang SD dan SMP dinyatakan berhak menyandang perdikat Sekolah Adiwiyata di Kabupaten Purworejo. Dari total 19 sekolah yang mengikuti penilaian, tercatat ada 3 sekolah yang gagal mendapatkan penghargaan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Din LH) Purworejo Al Bambang Setyawan saat penyerahan penghargaan di aula kantor setempat, Rabu (31/7/2019), mengatakan, hingga saat ini tercatatat ada 62 sekolah yang menyandang status tersebut dari jenjang SD-SMA/SMK.
"16 sekolah tersebut dinyatakan berhak mendapatkan penghargaan itu setelah dilakukan penilaian dalam bulan April 2019 lalu. Penilaian Sekolah Adiwiyata itu tidak bisa dikatakan sebagai lomba untuk mencari yang terbaik. Karena ada standar-standar yang harus dipenuhi sekolah," katanya.
Menurutnya, penilaian ini sebenarnya lebih diarahkan untuk mendorong perubahan perilaku warga sekolah yang melibatkan unsur orang tua atau masyarakat untuk turut berperan serta. Mereka didorong untuk peduli dengan lingkungan dan meminimalisir pembuangan sampah.
"Tidak sebatas hanya sarpras (sarana prasaran,red) saja, karena kedepan penilaiannya tidak terlalu banyak kepada hal yang sarpras. Tapi lebih kepada sisi administrasinya, mulai dari pelibatan masyarakat dan kepedulian pihak-pihak yang ada di sekolah dan sekitarnya," tambahnya.
Kepala Bidang Penaatan dan Penataan Lingkungan Din LH Purworejo, Muda Kanuni menambahkan dalam penilaian tahun ini ketigas belas sekolah yang berhak menyandang sekolah adiwiyata terdiri dari 13 sekolah dasar dan 3 sekolah menengah pertama.
"Secara keseluruhan dari hasil penilaian kemarin, masih ada hal-hal yang harus dibenahi. Seperti visi dan misi sudah masuk, tapi aksinya masih kurang," katanya.
Ketiga aspek itu, menurutnya menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Yang harus diperhatikan oleh sekolah kedepan adalah peningkatan pola perilaku kepada tingkat partisipasi dan komitmen sekolah dan lingkungan.
"Yang sudah lolos di tingkat kabupaten akan kita ajukan untuk penilaian tingkat Provinsi di tahun 2020, sedangkan sekolah yang belum lolos bisa mengikuti penilaian ulang tahun depan. Memang masih harus dilakukan pendampingan agar lebih maksimal," tambahnya. (ndi)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Din LH) Purworejo Al Bambang Setyawan saat penyerahan penghargaan di aula kantor setempat, Rabu (31/7/2019), mengatakan, hingga saat ini tercatatat ada 62 sekolah yang menyandang status tersebut dari jenjang SD-SMA/SMK.
"16 sekolah tersebut dinyatakan berhak mendapatkan penghargaan itu setelah dilakukan penilaian dalam bulan April 2019 lalu. Penilaian Sekolah Adiwiyata itu tidak bisa dikatakan sebagai lomba untuk mencari yang terbaik. Karena ada standar-standar yang harus dipenuhi sekolah," katanya.
Menurutnya, penilaian ini sebenarnya lebih diarahkan untuk mendorong perubahan perilaku warga sekolah yang melibatkan unsur orang tua atau masyarakat untuk turut berperan serta. Mereka didorong untuk peduli dengan lingkungan dan meminimalisir pembuangan sampah.
"Tidak sebatas hanya sarpras (sarana prasaran,red) saja, karena kedepan penilaiannya tidak terlalu banyak kepada hal yang sarpras. Tapi lebih kepada sisi administrasinya, mulai dari pelibatan masyarakat dan kepedulian pihak-pihak yang ada di sekolah dan sekitarnya," tambahnya.
Kepala Bidang Penaatan dan Penataan Lingkungan Din LH Purworejo, Muda Kanuni menambahkan dalam penilaian tahun ini ketigas belas sekolah yang berhak menyandang sekolah adiwiyata terdiri dari 13 sekolah dasar dan 3 sekolah menengah pertama.
"Secara keseluruhan dari hasil penilaian kemarin, masih ada hal-hal yang harus dibenahi. Seperti visi dan misi sudah masuk, tapi aksinya masih kurang," katanya.
Ketiga aspek itu, menurutnya menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Yang harus diperhatikan oleh sekolah kedepan adalah peningkatan pola perilaku kepada tingkat partisipasi dan komitmen sekolah dan lingkungan.
"Yang sudah lolos di tingkat kabupaten akan kita ajukan untuk penilaian tingkat Provinsi di tahun 2020, sedangkan sekolah yang belum lolos bisa mengikuti penilaian ulang tahun depan. Memang masih harus dilakukan pendampingan agar lebih maksimal," tambahnya. (ndi)