ISTIMEWA |
` Lomba balap merpati diadakan oleh Persatuan Merpati Tinggi Indonesia (PMTI) Cabang Kebumen Barat, beberapa waktu lalu. Diikuti oleh 470 peserta. Itu dari Kabupaten Kebumen, Banyumas dan Banjarnegara. Lomba memperebutkan hadiah dengan total Rp 20 juta.
Sekretaris PMTI Maryono menyampaikan lomba diadakan baik di tingkat Kabupaten maupun cabang merupakan adalah serial bulanan. Selain memperebutkan juara di masing-masing seri, pemenang juga mendapatkan poin. “Ini untuk menentukan juara umum dalam keseluruhan seri. Sistemnya mirip dengan lomba balap mobil F1,” tuturnya.
Di Kebumen sendiri pengiat merpati tinggi semakin banyak. Hingga kini tak kurang dari 500 peternak merpati tinggi yang terhimpun di PMTI. Adanya PMTI menjadi ajang koordinasi dan tukar pengalaman antar peternak. Selain itu juga menjadi pelaksanaan lomba.
Ketua PMTI Kebumen Barat Daryanto mengemukanan ada 500 lebih peternak merpati yang berhimpun dengan PMTI. Forum ini selain sebagai ruang koordinasi pelaksanaan lomba juga menjadi tempat saling berbagai ilmu dalam pemeliharaan merpati. “Tak jarang juga dalam forum ini terjadi transaksi jual beli antar peternak,” ujarnya.
Jer Basuki Mawa Bea. Semua memerlukan biaya. Begitu pula PMTI, hingga kini roda organisasi dibiayai lewat iuran anggota. Sedangkan hadiah setiap lomba didapat lewat biaya pendaftaran yang dihimpun.
Daryanto berharap ke depan event lomba merpati dapat mejadi kegiatan pariwisata. Banyaknya peserta balap dan menariknya kegiatan sangat potensial menjadi sebuah daya tarik wisata. “Kami berharap dapat bekerjasama dengan pemerintah maupun pihak swasta untuk dapat mengemas kegiatan ini menjadi lebih menarik dan mampu mengundang wisatawan ke Kebumen,” paparnya.
Sementara pemerhati kegiatan merpati Trimo Raharjo menyampaikan kegiatan lomba balap merpati yang diadakan setiap bulan terbukti ikut berkontribusi pada menggeliatnya ekonomi lokal. Setidaknya setiap lomba yang bisa dua tiga bulan sekali, pemuda di sini ada kegiatan mengelola parkir. “Selain itu para ibu juga dapat membuka warung. Belum lagi peluang bisnis dari usaha peternakan merpati. Karena itu saya berharap adanya perhatian yang lebih serius dari semua pihak terkait pembinaan komunitas hobi merpati,” katanya Trimo yang juga seorang pendidik itu.
Soal prospek bisnis merpati diamini oleh Maryono. Dia merupakan seorang pemilik merpati yang langganan menjadi juara. Harganya pun tentunya sangat fantastis. Untuk wilayah Kebumen, merpati termahal ada di kisaran Rp 20-30 juta per ekor. Namun di tingkat nasional harga bisa mencapai Rp 100 juta. Di satu sisi memang hobi merpati balap memang merupakan hobi mahal. Namun disisi lain menunjukkan kegiatan ini tak semata-mata bersenang-senang. Jika ditekuni secara serius tentunya dapat menjadi bisnis yang menguntungkan,” ucapnya. (mam)