Saefur Rohman / Kebumen Ekspres |
Setidaknya, itulah yang dirasakan Arsa Pawira (70). Petani warga Dukuh Pucung RT 3 RW 1 Desa Sawangan Kecamatan Alian itu mulai menanam tembakau sejak 3 minggu yang lalu. Tanah keras itu sempat "melawan" saat dihantam cangkul. Namun, Arsa yang menolak menyerah, kini mulai merasakan buah kerja kerasnya. Lahan kering itu kini sudah mulai berwarna hijau oleh tanaman tembakaunya yang berumur 2 minggu.
Butuh perjuangan keras agar tembakau itu tumbuh bagus. Arsa Pawira yang sudah tak muda lagi itu harus berjalan jauh untuk mengambil air sungai yang dipergunakan untuk menyirami tanamannya. Dengan berbekal ember, Arsa dan petani lain rutin menyirami tanamannya setiap hari.
Kakek Arsa Pawira mengaku tidak tahu berapa nanti harga tembakaunya bakal dijual. Ia harus menunggu tiga bulan kedepan berapa hasil jerih payahnya itu. Namun setidaknya, bila tembakaunya terus tumbuh dengan bagus, ia memiliki harapan di tengah gersangnya musim kemarau saat ini.
Arsa Pawira mengatakan, tanaman tembakau sudah mulai ditinggalkan. Di eranya dahulu, banyak warga setempat yang menanam tambakau. Kini, pelahan namun pasti, mulai ditinggalkan.
Anak-anak muda setempat yang memilih merantau dari pada bertani mengolah lahan. "Dulu banyak, sekarang milih bekerja di rantau. Sementara, kebanyakan sawah dan ladang ditanami kayu," kata Arsa (16/7/2019). (fur)