JAKARTA - Calon menteri kabinet periode 2019-2024 masih terus jadi bahan perbincangan. Sejumlah partai politik (parpol) pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin mengaku telah menyiapkan kadernya. Namun, setidaknya ada tiga menteri yang dinilai pantas kembali masuk kembali pada kabinet mendatang. Mereka adalah Susi Pudjiastusi, Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono.
"Saya melihat beberapa orang punya prestasi yang bagus membantu presiden pada kabinet. Seharusnya bisa dilanjutkan ke periode berikutnya. Ada tiga menteri yang saya nilai pantas," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Yang pertama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sejak pertama menjabat Susi mulai berakselerasi. Terutama menekan jumlah pencurian ikan di teritorial laut Indonesia. Bahkan Susi di mata masyarakat sangat populer dengan slogannya, "Tenggelamkan. "Karena Susi memang mencurahkan perhatiannya dengan menekan tindak pencurian. Caranya menenggelamkan kapal asing yang mengeruk secara ilegal kekayaan laut Indonesia. Berdasarkan data KKP pada 2014, jumlah kapal pelaku penangkapan ikan ilegal yang ditenggelamkan delapan unit," imbuhnya.
Angka tersebut terus naik di tahun berikutnya. Yakni sebanyak 113 kapal pada 2015, 115 kapal pada 2016, kemudian 127 kapal pada 2017. Hingga Juni 2019 tercatat sudah 516 kapal yang ditenggelamkan.
Yang kedua Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Selama di kabinet, Sri Mulyani dianggap mampu menjaga kondisi fiskal dan defisit anggaran. Majalah berita terkemuka di bidang ekonomi internasional Global Markets, sampai menobatkannya sebagai Menteri Keuangan terbaik di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Selain itu, Sri Mulyani juga mendapatkan penghargaan sebagai menteri terbaik dunia pada World Government Summit di Dubai, Februari 2018.
Nama terakhir yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Dia dinilai berhasil merealisasikan misi pemerintahan Jokowi periode pertama yang fokus terhadap pembangunan infrastruktur. "Saya pikir tiga menteri itu yang paling layak untuk tetap dipertahankan pada posisi yang sama. Kalau yang lain saya belum lihat," paparnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menyebutkan tiga kemungkinan yang berpotensi mendapatkan kepercayaan presiden. Prioritas utama menjadi calon menteri tentunya berasal dari tokoh politik barisan partai koalisi. Biasanya mereka yang disegani atau memiliki jabatan unsur pimpinan di partai. "Bisa sekjen, ketua, sekretaris atau bendahara partai. Termasuk tokoh senior biasanya berpotensi. Parpol juga biasanya menyodorkan nama-nama itu," kata Ujang.
Selanjutnya, Jokowi akan memilih menterinya dari kalangan profesional. Seperti yang sudah dilakukan di Kabinet Kerja pertama. Contohnya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Saya melihat nama-nama yang berjasa seperti Yusril Ihza Mahendra dan Mahfud MD berpotensi masuk dalam jajaran kabinet nanti," tukasnya.
Kemudian, Jokowi bisa saja mengakomodasi tokoh-tokoh muda. Sebelumnya, Jokowi sempat mengisyaratkan kementerian akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Salah satu upayanya adalah memberi tempat buat anak muda.
Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies Jerry Massie menyebutkan ada beberapa figur muda yang layak menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf. Contohnya Ketua PKPI Diaz Hendropriyono, Erick Thohir, Taufik Basari, dan Budiman Sudjatmiko. Mereka berpotensi bisa mengisi posisi Menpora. "Mereka sudah terukur dan punya pengalaman dan saya yakin mampu memimpin. Begitu juga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga sudah mulai matang," ujar Jerry.
Begitu pula, politisi Golkar Tantowi Yahya. Dia dinilai layak menjadi Menteri Luar Negeri. Putra asal Sumsel itu kini menjadi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru. Dari PKB, terdapat nama Abdul Karding dan Lukman Edy. Selain energik dan visioner, kedua tokoh muda di PKB ini sudah malang-melintang di parlemen.
Terpisah, analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menekankan para menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf nanti, harusnya memiliki terobosan dalam menjalankan pemerintahan. Sosok menteri terpilih harus memiliki inisiatif menyampaikan target program kerjanya kepada Jokowi dan mempertanggungjawabkan target tersebut. "Jadi bukan Presiden yang memberikan target," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyarankan agar Jokowi mencari menteri yang mampu mengartikan dan merealisasikan janji politiknya. "Susunan kabinet dan menteri yang tepat sebaiknya yang memang mampu bekerja agresif merealisasikan janji politik. Apalagi Jokowi akan memimpin pada periode kedua," ucap Adi.(rh/fin)
"Saya melihat beberapa orang punya prestasi yang bagus membantu presiden pada kabinet. Seharusnya bisa dilanjutkan ke periode berikutnya. Ada tiga menteri yang saya nilai pantas," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Yang pertama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sejak pertama menjabat Susi mulai berakselerasi. Terutama menekan jumlah pencurian ikan di teritorial laut Indonesia. Bahkan Susi di mata masyarakat sangat populer dengan slogannya, "Tenggelamkan. "Karena Susi memang mencurahkan perhatiannya dengan menekan tindak pencurian. Caranya menenggelamkan kapal asing yang mengeruk secara ilegal kekayaan laut Indonesia. Berdasarkan data KKP pada 2014, jumlah kapal pelaku penangkapan ikan ilegal yang ditenggelamkan delapan unit," imbuhnya.
Angka tersebut terus naik di tahun berikutnya. Yakni sebanyak 113 kapal pada 2015, 115 kapal pada 2016, kemudian 127 kapal pada 2017. Hingga Juni 2019 tercatat sudah 516 kapal yang ditenggelamkan.
Yang kedua Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Selama di kabinet, Sri Mulyani dianggap mampu menjaga kondisi fiskal dan defisit anggaran. Majalah berita terkemuka di bidang ekonomi internasional Global Markets, sampai menobatkannya sebagai Menteri Keuangan terbaik di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Selain itu, Sri Mulyani juga mendapatkan penghargaan sebagai menteri terbaik dunia pada World Government Summit di Dubai, Februari 2018.
Nama terakhir yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Dia dinilai berhasil merealisasikan misi pemerintahan Jokowi periode pertama yang fokus terhadap pembangunan infrastruktur. "Saya pikir tiga menteri itu yang paling layak untuk tetap dipertahankan pada posisi yang sama. Kalau yang lain saya belum lihat," paparnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menyebutkan tiga kemungkinan yang berpotensi mendapatkan kepercayaan presiden. Prioritas utama menjadi calon menteri tentunya berasal dari tokoh politik barisan partai koalisi. Biasanya mereka yang disegani atau memiliki jabatan unsur pimpinan di partai. "Bisa sekjen, ketua, sekretaris atau bendahara partai. Termasuk tokoh senior biasanya berpotensi. Parpol juga biasanya menyodorkan nama-nama itu," kata Ujang.
Selanjutnya, Jokowi akan memilih menterinya dari kalangan profesional. Seperti yang sudah dilakukan di Kabinet Kerja pertama. Contohnya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Saya melihat nama-nama yang berjasa seperti Yusril Ihza Mahendra dan Mahfud MD berpotensi masuk dalam jajaran kabinet nanti," tukasnya.
Kemudian, Jokowi bisa saja mengakomodasi tokoh-tokoh muda. Sebelumnya, Jokowi sempat mengisyaratkan kementerian akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Salah satu upayanya adalah memberi tempat buat anak muda.
Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies Jerry Massie menyebutkan ada beberapa figur muda yang layak menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf. Contohnya Ketua PKPI Diaz Hendropriyono, Erick Thohir, Taufik Basari, dan Budiman Sudjatmiko. Mereka berpotensi bisa mengisi posisi Menpora. "Mereka sudah terukur dan punya pengalaman dan saya yakin mampu memimpin. Begitu juga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga sudah mulai matang," ujar Jerry.
Begitu pula, politisi Golkar Tantowi Yahya. Dia dinilai layak menjadi Menteri Luar Negeri. Putra asal Sumsel itu kini menjadi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru. Dari PKB, terdapat nama Abdul Karding dan Lukman Edy. Selain energik dan visioner, kedua tokoh muda di PKB ini sudah malang-melintang di parlemen.
Terpisah, analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menekankan para menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf nanti, harusnya memiliki terobosan dalam menjalankan pemerintahan. Sosok menteri terpilih harus memiliki inisiatif menyampaikan target program kerjanya kepada Jokowi dan mempertanggungjawabkan target tersebut. "Jadi bukan Presiden yang memberikan target," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyarankan agar Jokowi mencari menteri yang mampu mengartikan dan merealisasikan janji politiknya. "Susunan kabinet dan menteri yang tepat sebaiknya yang memang mampu bekerja agresif merealisasikan janji politik. Apalagi Jokowi akan memimpin pada periode kedua," ucap Adi.(rh/fin)