KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Beragam cara dan banyak program diluncurkan pemerintah daerah guna menanggulangi angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Angka kemiskinan pun berangsur turun. Namun demikian, dinilai belum optimal.
Salah satunya, masih adanya kesan penanggulangan kemiskinan ini masih berjalan sendiri-sendiri diantara satu OPD dengan OPD lain. Adanya data rumah tangga miskin (RTM) yang berbeda antara masing-masing OPD menjadi salah satu fakta tak terbantahkan. Padahal, persoalan yang dihadapi sama, yakni soal kemiskinan.
Agar lebih maksimal, ke depan, Pemkab Kebumen bakal melakukan pendekatan menyeluruh untuk menanggulangi angka kemiskinan.
Hal itu terungkap dalam audiensi para penyuluh dan pendamping pemberdayaan masyarakat dengan Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, Senin (2/9/2019). Pertemuan itu tak lain membahas komitmen bersama penanganan kemiskinan di Kabupaten Kebumen.
"Selama ini program masih berdiri sendiri atau sektoral. Adanya sinkronisasi program dan data, tentu dapat mempermudah proses pengentasan kemiskinan di Kebumen," ungkap Bagian Litbang Forum Masyarakat Sipil (Formasi), Gunung Wiryanto, ditemui kemarin.
Gunung Wiryanto mengungkapkan punya harapan besar terhadap Wakil Bupati Arif, yang dinilainya sangat memahami tugas dan tupoksinya yang salah satunya mengurusi penanggulangan kemiskinan.
Sinkronisasi program dan data kemiskinan, Gunung sangat penting bila melihat fakta di lapangan yang terjadi. Hingga saat ini, katanya, mulai dari Pendamping desa, BBMT, PKH, TKSK maupun Pamsimas, hingga Program Kota Tanpa Kumuh sudah menjalan menjalankan program dalam rangka menanggulangi angka kemiskinan. Namun, mereka masih menggunakan data kemiskinan masing-masing. "Tentu intinya program penanggulangan kemiskinan di Kebumen dapat tepat sasaran, tepat waktu, tepat manfaat," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Arif Sugiyanto mengatakan, kemiskinan merupakan salah satu fokus utama penanganan Pemerintah Kabupaten Kebumen. Namun demikian, butuh partisipasi dan peran serta masyarakat beserta seluruh pihak terkait. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
"Pendataan harus kompak. Program ini harus didukung dengan baik dan harus digerakan bersama-sama persoalan kemiskinan dapat diatasi secara menyeluruh dan tuntas," kata Wabup Arif sembari menegaskan, pertemuan kemarin, akan langsung ia tindak lanjuti.
Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi Pemkab Kebumen. Kendati setiap tahun mampu mengurangi angka kemiskinan, namun Kebumen masih berada di urutan ke dua kabupaten termiskin di Jawa Tengah. Tercatat hingga Maret 2018, tingkat kemiskinan Kebumen masih 17,47 persen atau sekitar 208.660 jiwa penduduk miskin.
Pada masa kepemimpinan sekarang ini, sejak 2015-2018 angka kemiskinan telah turun 2,97 persen. Penduduk miskin berkurang sebesar 33.240 jiwa atau rata-rata 11.080 jiwa setiap tahun. Program penanggulangan kemiskinan pun telah digelontorkan di beberapa perangkat daerah seperti Dinsos PPKB, Disperkim LH, Dishub, Disdik, Dinkes, DPUPR dan lainnya.(fur/cah)
Salah satunya, masih adanya kesan penanggulangan kemiskinan ini masih berjalan sendiri-sendiri diantara satu OPD dengan OPD lain. Adanya data rumah tangga miskin (RTM) yang berbeda antara masing-masing OPD menjadi salah satu fakta tak terbantahkan. Padahal, persoalan yang dihadapi sama, yakni soal kemiskinan.
Agar lebih maksimal, ke depan, Pemkab Kebumen bakal melakukan pendekatan menyeluruh untuk menanggulangi angka kemiskinan.
Hal itu terungkap dalam audiensi para penyuluh dan pendamping pemberdayaan masyarakat dengan Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, Senin (2/9/2019). Pertemuan itu tak lain membahas komitmen bersama penanganan kemiskinan di Kabupaten Kebumen.
"Selama ini program masih berdiri sendiri atau sektoral. Adanya sinkronisasi program dan data, tentu dapat mempermudah proses pengentasan kemiskinan di Kebumen," ungkap Bagian Litbang Forum Masyarakat Sipil (Formasi), Gunung Wiryanto, ditemui kemarin.
Gunung Wiryanto mengungkapkan punya harapan besar terhadap Wakil Bupati Arif, yang dinilainya sangat memahami tugas dan tupoksinya yang salah satunya mengurusi penanggulangan kemiskinan.
Sinkronisasi program dan data kemiskinan, Gunung sangat penting bila melihat fakta di lapangan yang terjadi. Hingga saat ini, katanya, mulai dari Pendamping desa, BBMT, PKH, TKSK maupun Pamsimas, hingga Program Kota Tanpa Kumuh sudah menjalan menjalankan program dalam rangka menanggulangi angka kemiskinan. Namun, mereka masih menggunakan data kemiskinan masing-masing. "Tentu intinya program penanggulangan kemiskinan di Kebumen dapat tepat sasaran, tepat waktu, tepat manfaat," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Arif Sugiyanto mengatakan, kemiskinan merupakan salah satu fokus utama penanganan Pemerintah Kabupaten Kebumen. Namun demikian, butuh partisipasi dan peran serta masyarakat beserta seluruh pihak terkait. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
"Pendataan harus kompak. Program ini harus didukung dengan baik dan harus digerakan bersama-sama persoalan kemiskinan dapat diatasi secara menyeluruh dan tuntas," kata Wabup Arif sembari menegaskan, pertemuan kemarin, akan langsung ia tindak lanjuti.
Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi Pemkab Kebumen. Kendati setiap tahun mampu mengurangi angka kemiskinan, namun Kebumen masih berada di urutan ke dua kabupaten termiskin di Jawa Tengah. Tercatat hingga Maret 2018, tingkat kemiskinan Kebumen masih 17,47 persen atau sekitar 208.660 jiwa penduduk miskin.
Pada masa kepemimpinan sekarang ini, sejak 2015-2018 angka kemiskinan telah turun 2,97 persen. Penduduk miskin berkurang sebesar 33.240 jiwa atau rata-rata 11.080 jiwa setiap tahun. Program penanggulangan kemiskinan pun telah digelontorkan di beberapa perangkat daerah seperti Dinsos PPKB, Disperkim LH, Dishub, Disdik, Dinkes, DPUPR dan lainnya.(fur/cah)