KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Dimulainya tahapan Pilkada serentak 2020 pada September ini mendorong Mantan Wakil Ketua DPRD Kebumen, Mahrur Adam Maulana mengutak-atik kandidat. Ini untuk disandingkan dalam kontestasi pemilihan langsung tersebut.
Mahrur Adam Maulana menyebut, ada tiga pasangan yang dinilai tepat dan serasi maju dalam persaingan menuju Kebumen 1 dan 2 tersebut. Menariknya, dari tiga pasangan tersebut, Mahrur Adam Maulana menyertakan seorang jurnalis alias wartawan.
Dia adalah Arif Widodo yang merupakan salah satu pengurus dan anggota PWI Kabupaten Kebumen. Menurut Mahrur Adam Maulana, Arif Widodo serasi bila dibandingkan dengan Ny Guntoro (Sriyati).
Selain pasangan Ny Guntoro (Sriyati)- Arif Widodo, Mahrur juga mengajukan nama pasangan lain, yakni KH Yazid Mahfudz - Agung Prabowo dan Arif Sugiyanto - KH Munthaha Mahfudz.
"Komposisi kandidat tersebut menarik untuk disandingkan. Bahkan jika benar-benar menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berkompetisi dalam Pilbup 2020 mendatang," terang Mahrur, Minggu (1/9/2019).
Munculnya nama Arif Widodo sebagai kandidat sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Arif bahkan sempat mendaftar menjadi salah satu calon wakil bupati pada 2019 lalu. Selebihnya, dari tiga pasangan tersebut, hanya Ny Guntoro yang tergolong baru.
Nama lain sudah sangat familiar. Seperti KH Yazid Mahfudz yang juga Bupati Kebumen, Agung Prabowo (Anggota DPRD Kebumen) dan Arif Sugiyanto (Wakil Bupati) - KH Munthaha Mahfudz (ulama).
Terlepas dari itu, Mahrur yang merupakan Dosen IAINU Kebumen itu sengaja mengambil momentum tahun baru Hijriyah untuk melempar tiga pasang kandidat tersebut kepada masyarakat atau publik. Ini dengan menggelar selamatan pada Malam 1 Sura di kediamannya, Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun.
Mahrur pun menyampaikan dengan nada bergetar, saat memimpin doa selamatan menyebut para pemimpin terdahulu sejak Badranala (1642 - 1657). Hingga giliran menyebut H Buyar Winarso SE yang menjadi Bupati Kebumen periode 2010 - 2015, Mahrur menengadah dengan mata berkaca-kaca.
Mahrur yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kertadesa Kecamatan Mirit pada periode 1989 - 1998 itu lantas mengutarakan hal yang membuatnya tersentuh itu. "Saya merasakan saat kepemimpinan pak Buyar merupakan tonggak penting dengan adanya komitmen ulama dan umaro," ucapnya.
Komitmen tersebut berisi tentang kesanggupan segenap komponen masyarakat menyumbangkan jiwa dan raga untuk mewujudkan Kebumen Beriman.
Karena itu, lanjut Mahrur, kepemimpinan ke depan yang diawali dari ajang Pilkada serentak 2020 harus diletakkan pada pondasi spirit tersebut.
"Tentunya ini menjadi tanggungjawab bersama, di mana dalam konteks Pilbup, bukanlah hanya asal-asalan mengajukan kandidat. Melainkan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai," tandasnya.
Mahrur pun mengaku lebih sreg (pas) jika dalam memetakan masing-masing kandidat itu bukan dilihat dari jabatan yang melekat pada diri mereka. Tetapi lebih ditekankan pada partai politik, tokoh muda dan tokoh agama. Pemetaannya, untuk Ny Guntoro dari PDIP, Arif Widodo dari tokoh muda, Gus Yazid atau KH Yazid Mahfudz dari tokoh agama , Agung Prabowo dari Gerindra, Arif Sugiyanto dari Golkar dan Gus Thaha atau KH Munthaha Mahfudz dari tokoh agama. (mam/cah)
Mahrur Adam Maulana menyebut, ada tiga pasangan yang dinilai tepat dan serasi maju dalam persaingan menuju Kebumen 1 dan 2 tersebut. Menariknya, dari tiga pasangan tersebut, Mahrur Adam Maulana menyertakan seorang jurnalis alias wartawan.
Dia adalah Arif Widodo yang merupakan salah satu pengurus dan anggota PWI Kabupaten Kebumen. Menurut Mahrur Adam Maulana, Arif Widodo serasi bila dibandingkan dengan Ny Guntoro (Sriyati).
Selain pasangan Ny Guntoro (Sriyati)- Arif Widodo, Mahrur juga mengajukan nama pasangan lain, yakni KH Yazid Mahfudz - Agung Prabowo dan Arif Sugiyanto - KH Munthaha Mahfudz.
"Komposisi kandidat tersebut menarik untuk disandingkan. Bahkan jika benar-benar menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berkompetisi dalam Pilbup 2020 mendatang," terang Mahrur, Minggu (1/9/2019).
Munculnya nama Arif Widodo sebagai kandidat sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Arif bahkan sempat mendaftar menjadi salah satu calon wakil bupati pada 2019 lalu. Selebihnya, dari tiga pasangan tersebut, hanya Ny Guntoro yang tergolong baru.
Nama lain sudah sangat familiar. Seperti KH Yazid Mahfudz yang juga Bupati Kebumen, Agung Prabowo (Anggota DPRD Kebumen) dan Arif Sugiyanto (Wakil Bupati) - KH Munthaha Mahfudz (ulama).
Terlepas dari itu, Mahrur yang merupakan Dosen IAINU Kebumen itu sengaja mengambil momentum tahun baru Hijriyah untuk melempar tiga pasang kandidat tersebut kepada masyarakat atau publik. Ini dengan menggelar selamatan pada Malam 1 Sura di kediamannya, Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun.
Mahrur pun menyampaikan dengan nada bergetar, saat memimpin doa selamatan menyebut para pemimpin terdahulu sejak Badranala (1642 - 1657). Hingga giliran menyebut H Buyar Winarso SE yang menjadi Bupati Kebumen periode 2010 - 2015, Mahrur menengadah dengan mata berkaca-kaca.
Mahrur yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kertadesa Kecamatan Mirit pada periode 1989 - 1998 itu lantas mengutarakan hal yang membuatnya tersentuh itu. "Saya merasakan saat kepemimpinan pak Buyar merupakan tonggak penting dengan adanya komitmen ulama dan umaro," ucapnya.
Komitmen tersebut berisi tentang kesanggupan segenap komponen masyarakat menyumbangkan jiwa dan raga untuk mewujudkan Kebumen Beriman.
Karena itu, lanjut Mahrur, kepemimpinan ke depan yang diawali dari ajang Pilkada serentak 2020 harus diletakkan pada pondasi spirit tersebut.
"Tentunya ini menjadi tanggungjawab bersama, di mana dalam konteks Pilbup, bukanlah hanya asal-asalan mengajukan kandidat. Melainkan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai," tandasnya.
Mahrur pun mengaku lebih sreg (pas) jika dalam memetakan masing-masing kandidat itu bukan dilihat dari jabatan yang melekat pada diri mereka. Tetapi lebih ditekankan pada partai politik, tokoh muda dan tokoh agama. Pemetaannya, untuk Ny Guntoro dari PDIP, Arif Widodo dari tokoh muda, Gus Yazid atau KH Yazid Mahfudz dari tokoh agama , Agung Prabowo dari Gerindra, Arif Sugiyanto dari Golkar dan Gus Thaha atau KH Munthaha Mahfudz dari tokoh agama. (mam/cah)