KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Sebanyak 480 siswa SMP Muhammadiyah 2 (Spemuda) Kebumen memperingati Hari Literasi Internasional 8 September 2019. Kegiatan diselenggarakan dengan serangkaian kegiatan di sekolah yang berslogan disiplin, islami dan kompetitif tersebut.
Peringatan dimulai dengan upacara bendera. Setelah itu membaca secara serentak selama 30 menit di lapangan. Acara dilanjutkan dengan pentas seni, membaca puisi, pantun, cerpen, drama. Selain itu juga lomba menghias pojok baca di setiap kelas.
Ketua Panitia Pelaksana Siti Robingatun Hasanah menyampaikan kegiatan sengaja dilaksanakan sebagai wujud kepedulian sekolah. Ini untuk membentuk pelajar yang mempunyai kemampuan daya baca dan membiasakan diri gemar membaca.
Menurutnya, membaca itu sama dengan mengubah pola pikir sempit menjadi luas. Usia pelajar sangat membutuhkan wawasan luas yang nantinya akan menjadi kunci menghasilkan gagasan-gagasan besar. Ini mengenai apa yang akan dikerjakan di masa depan.
“Apalagi di era serba digital seperti sekarang banyak siswa yang hanyut dalam bermain handphone. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam bermain handphone akan tetapi sangatlah sedikit yang mempunyai kebiasaan meluangkan waktu 30 menit dalam sehari untuk membaca buku. Itu artinya literasi pada tingkat pelajar masih sangatlah rendah,” tuturnya, yang juga sebagai Kepala Perpustakaan yang pernah menjadi juara 1 lomba perpustakaan tingkat kabupaten Kebumen itu.
Rendahnya literasi pada siswa, lanjutnya, juga dibuktikan dengan jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan yang rendah untuk sekedar meluangkan waktu membaca dan meminjam buku. Menurutnya, minat baca masyarakat Indonesia juga tergolong masih sangat rendah.
“Mengutip Unesco pada tahun 2012 melaporkan indeks baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca,” ujarnya yang akrab disapa Aan itu.
Keinginan untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa di sekolah, ternyata tidak mudah diwujudkan. Ini merupakan fakta bahwa budaya membaca itu memang belum juga ada.
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Imam Romzan Fauzi menyampaikan minat baca siswa begitu rendah salah satunya sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa harus lebih banyak membaca buku. Selain itu juga banyaknya hiburan TV dan permainan berbasis digital yang mempengaruhi siswa menjauhi buku. Harapanya untuk kegiatan ini adalah minat baca siswa di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen jauh lebih baik.
“Bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan membaca. Padahal tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa,” katanya.
Imam berharap siswa SMP Muhammadiyah 2 Kebumen dapat menjadikan buku sebagai teman terbaik dalam hidupnya. Sebab buku dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, dengan membaca membuka cakrawala dunia. “ Dengan membaca kita melawan kedangkalan pikiran. Dengan membaca kita menolak untuk sekedar hanyut pada pendapat kebanyakan orang. Dengan membaca kita berpikir kritis dan terhindar dari informasi hoaks,” ucapnya. (mam)
Peringatan dimulai dengan upacara bendera. Setelah itu membaca secara serentak selama 30 menit di lapangan. Acara dilanjutkan dengan pentas seni, membaca puisi, pantun, cerpen, drama. Selain itu juga lomba menghias pojok baca di setiap kelas.
Ketua Panitia Pelaksana Siti Robingatun Hasanah menyampaikan kegiatan sengaja dilaksanakan sebagai wujud kepedulian sekolah. Ini untuk membentuk pelajar yang mempunyai kemampuan daya baca dan membiasakan diri gemar membaca.
Menurutnya, membaca itu sama dengan mengubah pola pikir sempit menjadi luas. Usia pelajar sangat membutuhkan wawasan luas yang nantinya akan menjadi kunci menghasilkan gagasan-gagasan besar. Ini mengenai apa yang akan dikerjakan di masa depan.
“Apalagi di era serba digital seperti sekarang banyak siswa yang hanyut dalam bermain handphone. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam bermain handphone akan tetapi sangatlah sedikit yang mempunyai kebiasaan meluangkan waktu 30 menit dalam sehari untuk membaca buku. Itu artinya literasi pada tingkat pelajar masih sangatlah rendah,” tuturnya, yang juga sebagai Kepala Perpustakaan yang pernah menjadi juara 1 lomba perpustakaan tingkat kabupaten Kebumen itu.
Rendahnya literasi pada siswa, lanjutnya, juga dibuktikan dengan jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan yang rendah untuk sekedar meluangkan waktu membaca dan meminjam buku. Menurutnya, minat baca masyarakat Indonesia juga tergolong masih sangat rendah.
“Mengutip Unesco pada tahun 2012 melaporkan indeks baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca,” ujarnya yang akrab disapa Aan itu.
Keinginan untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa di sekolah, ternyata tidak mudah diwujudkan. Ini merupakan fakta bahwa budaya membaca itu memang belum juga ada.
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Imam Romzan Fauzi menyampaikan minat baca siswa begitu rendah salah satunya sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa harus lebih banyak membaca buku. Selain itu juga banyaknya hiburan TV dan permainan berbasis digital yang mempengaruhi siswa menjauhi buku. Harapanya untuk kegiatan ini adalah minat baca siswa di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen jauh lebih baik.
“Bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan membaca. Padahal tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa,” katanya.
Imam berharap siswa SMP Muhammadiyah 2 Kebumen dapat menjadikan buku sebagai teman terbaik dalam hidupnya. Sebab buku dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, dengan membaca membuka cakrawala dunia. “ Dengan membaca kita melawan kedangkalan pikiran. Dengan membaca kita menolak untuk sekedar hanyut pada pendapat kebanyakan orang. Dengan membaca kita berpikir kritis dan terhindar dari informasi hoaks,” ucapnya. (mam)