fotosaefur/ekspres |
Seperti yang diungkapkan Mulyanto (42), petani tembakau warga Desa Soma Kecamatan Karanggayam. Menurutnya, hingga saat ini, para petani masih optimal kesejahteraannya. Salah satu sebabnya, mereka masih menjual tembakau kepada pengepul, sehingga harga sangat tidak menentu.
Ia berharap, ada sentra jual beli tembakau di wilayah itu. Sebab, untuk menjualnya sendiri ke kota, jarak dan faktor geografis wilayah Karanggayam tidak mendukung. "Karena ke kota jauh kita jual ke pengepul, sejauh ini belum ada pasar sentra penjualan tembakau disini," kata dia ditemui kemarin (28/9/2019).
Sementara itu, salah satu pengepul tembakau, Slamet Muhyidin mengatakan, saat ini sedang musim panen tembakau di Kebumen. Sayangnya, harga jatuh. Dari sebelumnya Rp 100 ribu perkg, kini harganya turun menjadi Rp 60-70 ribu perkg.
Hal ini cukup merepotkan. Mengingat, Slamet Muhyidin harus memberi upah kepada karyawannya yang sebanyak 16 orang. Masih kata dia, adanya harga yang relatif turun itu berbeda dengan tahun sebelumnya yang produktifitas tembakau relatif rendah karena pada awal tanam lalu banyak tanaman mati akibat tingginya curah hujan.
Para petani tembakau di Kebumen saat ini tengah memasuki musim panen. Warga pun banyak beralih profesi sementara. Baik sebagai perajang tembakau, menjemur hingga mengangkut tembakau.
Mereka bekerja untuk para pedagang tembakau. Untuk kerja harian mulai pukul 07.00-12.00, seorang pekerja pria biasanya mendapat upah Rp 50 ribu. Sementara untuk kaum perempuan, mendapatkan upah Rp 35-40 ribu. Sejumlah pekerja lain, umumnya pria, bahkan bisa mendapatkan upah Rp 100 ribu karena mereka bekerja dari pagi sampai malam, dari menjemur hingga membawanya kembali setelah kering. (fur/cah)