KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Semua pihak yang terkait dengan perhelatan Pilkada serentak 2020 mendatang diharapkan tidak hanya berpikir pragmatis. Ini terutama bagi partai politik (Parpol), dari pusat sampai daerah. Hal itu ditandaskan Mantan Ketua Komisi A DPRD Kebumen periode 1999 - 2004 dan 2014 - 2009, Heru Budiyanto, Senin (2/9/2019).
Menurutnya, Ketua Parpol dan jajaran pengurusnya harus cerdas dan peka dalam menggaet kandidat dengan feeling politik yang tajam. Mereka diminta tidak terjebak pada kerangka berpikir pragmatis untuk mendapatkan mahar politik semata dari para kandidat.
Apalagi jika para pengurus Parpol berjalan sendiri-sendiri dalam rangka menawarkan jasa kepada para kandidat dengan janji akan mendapatkan rekomendasi. "Kalau sampai dilakukan, ini hanya akan merusak semua instrumen yang ada, terutama mesin politik yang menjadi macet total," tuturnya.
Heru yang juga merupakan politisi senior PDIP itu tidak menafikan keikutsertaan kandidat dalam pesta demokrasi seperti Pilbup memang membutuhkan ongkos politik. Dan kandidat pun seyogyanya figur yang mampu dan mumpuni dari sisi finansial. Ini lantaran ada kebutuhan operasional yang sifatnya wajib seperti dana saksi, pembuatan atribut serta biaya rapat-rapat.
Kendati demikian, hal tersebut bukan berarti semuanya harus dibebankan kepada kandidat. "Kan bisa ini dibangun dengan semangat gotong-royong oleh semua pihak dan jajarannya terkait," jelas politisi yang tinggal di Pejagoan Kebumen itu.
Pihaknya juga menekankan kepada para kreator politik yang nantinya mungkin menjadi tim sukses. Dimana mereka dituntut untuk bersikap profesional. "Berperilakulah secara profesional. Kalau minta uang operasional ya yang sesuai rencana kegiatan atau program riil. Tidak mencari kesempatan dalam kesempitan," terangnya.
Dikata pula, Pilkada merupakan even penting yang diharapkan menghasilkan bupati dan wakil bupati yang amanah, cerdas, beriman dan bertaqwa. Di samping itu memiliki integritas, kapasitas dan integritas yang tinggi. "Bukan figur yang cuma cari kedudukan, kehormatan dan harta benda. Tapi yang benar-benar punya niat untuk menjadikan Kebumen lebih baik di segala bidang," tegasnya.
Karena itu, setiap tahapan Pilkada harus disikapi secara arif dan bijaksana oleh seluruh komponen masyarakat serta stakeholders yang ada. Ini tentunya untuk membangun kerangka berpikir yang kreatif dan positif. Juga berpegang pada mindset yang normatif edukatif agar tidak selalu tergelincir pada lubang pragmatisme yang ujung-ujung duit belaka. (mam)
Menurutnya, Ketua Parpol dan jajaran pengurusnya harus cerdas dan peka dalam menggaet kandidat dengan feeling politik yang tajam. Mereka diminta tidak terjebak pada kerangka berpikir pragmatis untuk mendapatkan mahar politik semata dari para kandidat.
Apalagi jika para pengurus Parpol berjalan sendiri-sendiri dalam rangka menawarkan jasa kepada para kandidat dengan janji akan mendapatkan rekomendasi. "Kalau sampai dilakukan, ini hanya akan merusak semua instrumen yang ada, terutama mesin politik yang menjadi macet total," tuturnya.
Heru yang juga merupakan politisi senior PDIP itu tidak menafikan keikutsertaan kandidat dalam pesta demokrasi seperti Pilbup memang membutuhkan ongkos politik. Dan kandidat pun seyogyanya figur yang mampu dan mumpuni dari sisi finansial. Ini lantaran ada kebutuhan operasional yang sifatnya wajib seperti dana saksi, pembuatan atribut serta biaya rapat-rapat.
Kendati demikian, hal tersebut bukan berarti semuanya harus dibebankan kepada kandidat. "Kan bisa ini dibangun dengan semangat gotong-royong oleh semua pihak dan jajarannya terkait," jelas politisi yang tinggal di Pejagoan Kebumen itu.
Pihaknya juga menekankan kepada para kreator politik yang nantinya mungkin menjadi tim sukses. Dimana mereka dituntut untuk bersikap profesional. "Berperilakulah secara profesional. Kalau minta uang operasional ya yang sesuai rencana kegiatan atau program riil. Tidak mencari kesempatan dalam kesempitan," terangnya.
Dikata pula, Pilkada merupakan even penting yang diharapkan menghasilkan bupati dan wakil bupati yang amanah, cerdas, beriman dan bertaqwa. Di samping itu memiliki integritas, kapasitas dan integritas yang tinggi. "Bukan figur yang cuma cari kedudukan, kehormatan dan harta benda. Tapi yang benar-benar punya niat untuk menjadikan Kebumen lebih baik di segala bidang," tegasnya.
Karena itu, setiap tahapan Pilkada harus disikapi secara arif dan bijaksana oleh seluruh komponen masyarakat serta stakeholders yang ada. Ini tentunya untuk membangun kerangka berpikir yang kreatif dan positif. Juga berpegang pada mindset yang normatif edukatif agar tidak selalu tergelincir pada lubang pragmatisme yang ujung-ujung duit belaka. (mam)