Istimewa |
Kepala Resor Konservasi Cilacap Balai Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Jawa Tengah, Dedi Rusyanto membenarkan hasil kamera trap di Kawasan Konservasi Cagar Alam Nusakambangan yang menemukan semua jenis satwa liar, baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi.
“Dan salah satu yang terekam, kita mendapatkan gambar ada sekitar 15 ekor macam kumbang. Ini terekam kamera,” ujar Dedi saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (10/10/2019).
Menurut Dedi, 15 ekor macan kumbang yang tertangkap kamera tersebut, tersebar di sejumlah titik dari mulai ujung Timur daerah Karang Tengah, Karang Bandung hingga daerah tengah perbatasan kawasan yang menjedi kewenangan Kementerian Hukum dan Ham. Namun, dari hasil pemantauan di lapangan, aktivitas satwa liar dilingungi tersebut, lanjut dia, tidak berinteraksi dan mengganggu aktivitas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan.
Sementara terkait adanya rencana pengembangan Kawasan Cagar Alam di bagian Timur Nusakambangan menjadi Taman Wisata Alam, Dedi membenarkan kabar tersebut.
“Tahapannya masih dalam kajian untuk mewujudkan rencana tersebut dan sekarang berada di tingkat pusat,” katanya.
Dia menambahkan, meskipun sudah dikaji sebagai Taman Wisata Alam, bukan berarti nantinya dapat dimanfaatkan secara bebas sebagai obyek wisata. Melainkan dalam keterbatasan sesuai prinsip konvervasi dalam melindungi flora fauna di Kawasan Nusakambangan.
Untuk diketahui, Pulau Nusakambangan selain dikenal sebagai lokasi Lapas bagi narapidana kelas berat, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasioanal ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Cagar Alam . Kawasan Cagar Alam Nusakambangan terbagi menjadi dua wilayah yakni Barat dan Timur dengan memiliki kekayaan flora dan fauna.
Selain aneka tumbuhan, kawasan Cagar Alam Nusakambangan menjadi habitat hewan liar, seperti elang laut, monyet ekor panjang, lutung, aneka jenis burung, babi hutan, biawak dan spesies macan. (gin)