ISTIMEWA |
Rumah teh ini yang berlokasi di sebelah Barat Jalan Perempatan Jatinegara Sempor. Ditempat tersebut ini menjanjikan pengalaman minum teh yang unik dan berkesan.
Menurut pemilik Nyinom Bondan Aprilianto pilihan membuka rumah teh karena di tengah maraknya usaha bisnis berbasis kopi. Hingga kini masih jarang yang melirik teh sebagai potensi kuliner. “Kebetulan sudah lebih dari sepuluh tahun saya menjadi penikmat teh. Sejak lima tahun terakhir saya intens mengamati seluk beluk teh dari jenis hingga berbagai cara penyajiannya. Pengalaman inilah yang ingin saya bagikan ke konsumen. Minum teh bukan sekedar penghilang dahaga namun menjadi pengalaman rasa yang tak terlupakan,” tutur Bondan, Jumat (11/10).
Nyinom sendiri menyediakan berbagai varian teh lokal nusantara. Ini meliputi black tea, green tea dan chinese tea. Ketiga kemudian dikombinasikan menjadi lima belas varian. Uniknya masing-masing varian diberi nama unik khas Jawa. Ini seperti Lingsir Wengi, Kusumaning Ati dan Rabuk Yuswa.
Ketika pengunjung datang ke Nyinom, mereka akan dipersilahkan untuk mencium aroma teh yang sudah disediakan di wadah-wadah kecil. Kemudian pengunjung dapat memilih yang disukai. Teh kemudian diseduh dengan teknik khusus sehingga aroma teh tetap terasa kuat dan wangi. Teh disajikan panas atau dingin tergantung permintaan.
“Nyinom menyeduh teh dengan standar tertentu. Ini meliputi gramasi takaran teh, suhu air dan lama memasak . Bahkan PH air pun kami perhitungkan. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa suhu dan lama memasak yang tidak benar bisa menyebabkan teh gosong sehingga merusak aroma dan rasa,” jelas Bondan yang juga seorang fotografer itu.
Uniknya, untuk teman minum teh disediakan berbagai kudapan khas tempo dulu seperti seperti lanthing golak , grobi dan bolu emprit. “Khusus akhir minggu kami juga menyediakan nasi pithi among-among. Ini adalah nasi yang biasa dihidangkan di kampung jaman dahulu ketika ada keluarga yang melakukan doa syukuran. Selain menjaga otentitas menu, nasi ini juga kami sajikan dalam wadah besek bambu,” imbuh Bondan.
Dijelaskannya, khusus hari Minggu disiapkan kethek challenge, yaitu menu makanan Khas Kebumen terbuat dari ampas sisa minyak kelapa. Menu ini sengaja ditujukan untuk para tamu yang ingin menikmati kudapan khas Kebumen yang semakin sulit didapatkan di pasaran.
Salah satu pelaku wisata yang tengah berkunjung Moch Solikin (41) menyampaikan dia sengaja membawa tamunya ke Rumah Teh Nyinom karena ingin menyuguhkan tempat makan yang tidak hanya mencari rasa enak dan kenyang, tapi juga memberi kesan dan pengalaman unik.
“Tamu-tamu yang saya bawa kebanyakan datang dari kota besar. Pada saat mencari tempat makan, pilihan mereka selalu tempat yang menawarkan menu unik serta tempat yang menarik. Dengan demikian saya harus mencari lokasi yang bukan sekedar tempat makan, namun juga menjadi salah satu bentuk aktivitas wisata,” ucapnya. (mam)