saefur Rohman / Kebumen Ekspres |
Kondisi tersebut terpantau dari Jembatan Kemit Kecamatan Karanganyar hingga depan Puskesmas Wero Gombong.
"Pengecoran sudah hampir selesai tapi belum juga diurug sampingnya, kan mau lewat bingung, kita harus muter dan mengendap-endap itupun kalau pakai motor. Kalau pakai mobil sulit lagi," kata Sarman (40) salah satu warga Desa Kedungpuji Kecamatan Gombong saat ditemui Ekspres, Selasa (8/10/2019).
Keluhan sama juga disampaikan para pedagang warung di sepanjang jalan itu. Pasalnya, ketinggian jalan membuat para pelanggan enggan mampir dengan alasan sangat repot bila harus naik turun aspal. Belum lagi, debu yang beterbangan karena tengah dalam tahap pengerjaan.
Agar tidak semakin ditinggalkan pembeli, sebagian pedagang berinisiatif melakukan pengurugan sendiri. Tidak gratis. Tanah urug itu mereka beli. Salah satu pedagang warung nasi tak jauh dari RS Palang Biru Gombong, Sawaludin (50) mengaku, mengaku habis jutaan rupiah demi membeli tanah urug. Dengan tangannya sendiri, ia membuat akses parkir kendaran untuk pelanggan dapat masuk ke warung miliknya.
Namun, daripada kehilangan pembeli, Sawaludin tak punya pilihan lain. "Selama pengecoran ini sepi banget. Lha wong untuk (kendaraan) turun (dari badan jalan) saja tidak, ada apa lagi untuk parkir," katanya.
"Habis banyak mas, ya jutaan, ini saya pakai dana pribadi karna kalau menunggu dari pemerintah yang mengurug mau sampai kapan warung saya sepi," imbuh Sawaludin diamini salah satu pemilik usaha cucian kendaraan.
Pantauan koran ini, sejumlah penguaha warung kecil di sekitar jalan raya itu malah memilih menutup tempat usahanya. "Ya karena waktu awal pengecoran sudah sepi jadi saya memilih tutup saja. Ini hampir 3 bulan beleum selesai terpaksa saya menganggur di rumah," kata Wati (38), )salah satu pemilik warung kopi.
Kabid Bidang Infrastruktur Kadin Kebumen, Herwin Kunadi, mengatakan permasalahan pembangunan jalan yang menjadi keresahan masyarakat harus segera ditangani. Hal itu dikarenakan untukberlangsungnya sistem perekonomian masyakarat disekitar jalan raya yang sedang dilakukan pembetonan dan akses jalan menuju desa setempat segera tersambung.
"Pemerintah harus jeli, responsif dan dapat segera memberikan solusi dalam setiap permasalahan yang ada. Masyarakat dihimbau juga perlu kritis terhadap segala bentuk pembangunan yang ada di Kabupaten Kebumen. Ini sebagai kontrol sosial dalam pelaksanaan pembangunan agar sesuai aturan dan berjalan lancar," kata tokoh muda yang juga Dewan Tata Kota Gombong tersebut.
Herwin menambahkan, soal pembangunan beton jalan yang hampir setinggi 50 cm itu belum dibuatkan saluiran irigasi atau pembuangan air. Jika cor beton setinggi itu dikahwatirkan akan membuat bendungan air saat musim hujan nanti dan menciptakan genangan hingga membuat banjir di sekitar lokasi.
"Ya yang unik beton dengan tinggi 50 cm tidak ada pembuatan saluran air di kanan atau kiri jalan. Berbeda dengan yang di tambak Banyumas, apakah ini memang spesifikasinya demikian atau memang belum dibuat yang jelas pasti nanti akann berdampak buruk saaat musim hujan tiba," kata Herwin.
Herwin meminta pemerinta dalam permasalahan pembangunan tersebut bisa mengatasi tersebjut hingga tidak ada keresahan warga. "Pemerintah harus segera turun tangan, agar warga tidak semakin resah," katanya. (fur/cah)