KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Jumlah penyandang HIV /AIDS di kabupaten berselogan Beriman ini cukup signifikan. Hingga Oktober 2019 saja terdapat sekitar 1.308 kasus telah ditemukan di Wilayah Kebumen. Meski demikian disinyalir hingga kini masih terdapat ratusan penyandang HIV/AIDS yang belum teridentifikasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kebumen dr Hj Y Rini Kristiani MKes mengemukakan estimasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kebumen mencapai 1.771 kasus. Kendati demikian hingga kini baru 73,8 persen kasus yang sudah tertangani oleh petugas di Kebumen atau sekitar 1.308 kasus.
"Sejauh ini baru teridentifikasi 495 kasus HIV dan 799 AIDS. Selain itu 432 diantaranya meninggal dunia," katanya saat memberikan paparan Rapat Kerja Penanggulangan HIV AIDS, Selasa (19/11/2019).
Dijelaskannya, belum teridentifikasi seluruhnya estimasi kasus ODHA di Kebumen perlu menjadi kewaspadaan masyarakat. Dimana hingga kini kasus para penyandang tersebut belum diberikan obat antivirus yang dapat meningkatkan kerentanan penularan. Sehingga dapat mempercepat over kasus HIV/AIDS di Kebumen. "Paling banyak kasus HIV AIDS ditemukan pada ibu rumah tangga,' tuturnya.
Besarnya temuan kasus HIV/AIDS di Kebumen, lanjutnya, sejalan dengan upaya yang getol dari petugas. Dimana pada september tahun 2019, petugas aktif menemukan 183 kasus. Kondisi ini menempatkan Kebumen di posisi kedua kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah setelah Kota Semarang. "Kami sudah mengaktifkan 42 pos untuk deteksi dini termasuk Puskesmas," imbuhnya.
Menurutnya, perilaku hidup tidak sehat menjadi faktor dominan dalam penularan HIV/AIDS di Kebumen. Untuk itu, Pihaknya berharap masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat pada diri sendiri dan keluarga. Rini juga berharap, penanganan kasus HIV AIDS juga dapat dipikul bersama bukan saja pada Dinas Kesehatan.
Sementara, Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH meminta setiap OPD, kecamatan maupun UPT untuk serius menjalankan program penanggulangan AIDS. Salah satunya dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang HIV AIDS. Selain itu juga mendukung program penanggulangannya sebagai upaya mencegah penularan karena ketidaktahuan. "Lindungi masyarakat yang masih sehat karena pencegahan lebih baik dan efekti. Tentunya tanpa meninggalkan edukasi bagi masyarakat agar tidak melabelkan stigma negatif terhadap ODHA," ucapnya. (mam)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kebumen dr Hj Y Rini Kristiani MKes mengemukakan estimasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kebumen mencapai 1.771 kasus. Kendati demikian hingga kini baru 73,8 persen kasus yang sudah tertangani oleh petugas di Kebumen atau sekitar 1.308 kasus.
"Sejauh ini baru teridentifikasi 495 kasus HIV dan 799 AIDS. Selain itu 432 diantaranya meninggal dunia," katanya saat memberikan paparan Rapat Kerja Penanggulangan HIV AIDS, Selasa (19/11/2019).
Dijelaskannya, belum teridentifikasi seluruhnya estimasi kasus ODHA di Kebumen perlu menjadi kewaspadaan masyarakat. Dimana hingga kini kasus para penyandang tersebut belum diberikan obat antivirus yang dapat meningkatkan kerentanan penularan. Sehingga dapat mempercepat over kasus HIV/AIDS di Kebumen. "Paling banyak kasus HIV AIDS ditemukan pada ibu rumah tangga,' tuturnya.
Besarnya temuan kasus HIV/AIDS di Kebumen, lanjutnya, sejalan dengan upaya yang getol dari petugas. Dimana pada september tahun 2019, petugas aktif menemukan 183 kasus. Kondisi ini menempatkan Kebumen di posisi kedua kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah setelah Kota Semarang. "Kami sudah mengaktifkan 42 pos untuk deteksi dini termasuk Puskesmas," imbuhnya.
Menurutnya, perilaku hidup tidak sehat menjadi faktor dominan dalam penularan HIV/AIDS di Kebumen. Untuk itu, Pihaknya berharap masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat pada diri sendiri dan keluarga. Rini juga berharap, penanganan kasus HIV AIDS juga dapat dipikul bersama bukan saja pada Dinas Kesehatan.
Sementara, Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH meminta setiap OPD, kecamatan maupun UPT untuk serius menjalankan program penanggulangan AIDS. Salah satunya dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang HIV AIDS. Selain itu juga mendukung program penanggulangannya sebagai upaya mencegah penularan karena ketidaktahuan. "Lindungi masyarakat yang masih sehat karena pencegahan lebih baik dan efekti. Tentunya tanpa meninggalkan edukasi bagi masyarakat agar tidak melabelkan stigma negatif terhadap ODHA," ucapnya. (mam)