• Berita Terkini

    Jumat, 27 Desember 2019

    Ponpes AL Hasani Ajak Santri Insaf lewat Gubuk Fajim

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Cara menarik dilakukan Pondok Pesantren Al-Hasani, Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian dalam merekrut sekaligus mendidik para santri. Salah satunya, tentang kebijakan pondok untuk menampung para santri yang berasal dari kalangan anak jalanan atau telanjur disebut preman.

    Selain belajar agama, mereka juga dibimbing ke jalan yang benar. Khusus untuk para santri ini, Ponpes Al Hasani membangun sebuah tempat yang diberi nama Gubuk Fajim.

    Gubuk Fajim berupa bangunan yang teletak di pertengahan sawah. Luasnya  kurang lebih 4 X 7 meter. Berdiri di atas sebuah kolam ikan dan kandang usaha peternakan ayam yang dikelola para santri Pondok.

    Ketua Komunitas Forum Anak Jalanan Insyaf, Mengaji (FAJIM ) yang juga Pengasuh Ponpes Al Hasani Ustadz Asyhari Muhammad Al Hasani mengatakan, Gubuk Fajim ini didirikan sebagai tempat untuk kegiatan mengaji dan sekaligus bertafakur ilalloh.

    Dibuat khusus dan terpisah, agar para santri dari kalangan anak jalanan itu tak canggung saat belajar.  "Kemungkinan kalau di pondok campur dengan santri lain mereka masih canggung, kalau disini kan mereka bisa lebih lepas belajar tanpa ada rasa malu,” ujar Gus Hari, Kamis (26/12/2019).

    Di tempat itu pula, para santri istimewa ini diberi pembekalan tentang wawasan kehidupan agar mereka benar benar mengetahui dan menyesali atas perbuatannya yang telah dilakukanya sebelumnya. Sehingga diharapkan, mereka bisa benar benar insyaf kembali kejalan yang benar.

    "Selain ilmu agama, disini mereka juga kita  arahkan untuk bagaimana bisa bekerja mencari rizki yang halal. Salah satunya dengan usaha peternakan pertanian dan bisnis. Semua ini kita lakukan semata mata agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar dan bisa bermamfaat bagi dirinya,” ucap Gus Hari.

    Gus Hari menambahkan, upaya juga terus dilakukan pihak pondok untuk mensyiarkan ajaran Islam. Seiring dengan pesatnya teknologi, pihak pondok kini juga memanfaatkan media sosial. Salah satunya dengan memproduksi Film pendek yang di unggah melalui Channel Youtube, akun facebook, instagram, twitter, website, bernama Santri Fajim.

    Dalam film tersebut banyak sekali menceritakan tentang kisah atau gambaran kehidupan nyata yang sebelumnya dialami oleh sebagian para anak jalan yang kini telah insyaf menjadi santri Pondok Alhasani.

    "Dengan Film itu diharapkan mereka bisa meresapi dan sekaligus berekpresi membuang semua masa lalunya yang buruk agar menyadari perbuatan yang dilakukanya dulu itu salah. Sisi lainya dengan pembuatan film itu juga bisa sekaligus mengajarkan kepada para santri agar bisa menggunakan dan memamfaatkan teknologi yang benar dan bijak," imbuhnya.

    Menariknya, dialog dalam Film yang diproduksi oleh anggota fajim Mulai tahun 2019 menggunakan bahasa ngapak asli Kebumen. Meski sedikit terkesan komedi, namun banyak terkandung pesan pesan moral dan religius yang memiliki makna penting dalam kehidupan sehari hari. Dengan harapan film ini juga bisa menjadi hiburan yang bermanfaat bagi masyarakat.

    "Semoga dengan cara ini, masyarakat Kebumen khususnya anak jalanan yang belum insyaf bisa segera bergabung di sini, dan kami siap menerima bagi sipa saja (red-anak jalanan) yang ingin kembali ke jalan yang benar,” tandas Gus Hari.

    Seorang santri, yang juga berlatar belakang "kelam", Puji Tatto mengaku menemukan kedamaian setelah menimba ilmu agama dan tinggal di Ponpes Al Hasani. Terlebih adanya Gubuk Fajim itu. Secara rutin, ia selalu mengikuti program Fajim.   "Hati saya menjadi tenang, dan saya sekarang alhamdulilah sudah bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang sering meresahkan masyarakat," ungkapnya Puji Tato yang kini sukses menjadi pengusah Jenitri itu. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top