KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Bersama dengan Mahasiswa KKN IAINU Kebumen dan masyarakat Desa Kedungwaru Kecamatan Karangsambung berhasil menyelenggarakan selenggarakan Festival Jamjaneng dengan sukses. Selain itu festival pun cukup meriah, Rabu (22/1/2020).
Dalam festival setidaknya terdapat sebanyak delapan grup Jamjaneng Se-Kecamatan Karangsambung. Mereka hadir dan mengikuti lomba Jamjaneng . Selain menggandeng masyarakat dalam melaksanakan festival jamjaneng tersebut Mahasiswa KKN IAINU Kebumen juga bekerjasama dengan lembaga keorganisasian Nahdlatul Ulama ditingkat Ranting dan Cabang Kabupaten Kebumen. Acara juga dihadiri oleh Camat Karangsambung R Nurdin Santoso.
Dalam kesempatan tersebut Camat R Nurdin Santoso menyampaikan sambutan sekaligus membuka Festival Jamjaneng yang dilaksanakan di GOR Serbaguna Desa Kedungwaru. Pihaknya menyampaikan menyampaikan Jamjaneng merupakan kebudayaan asli Kebumen. Dulunya kesenian ini juga dimainkan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah. Menurutnya, dalam memainkan jamjaneng para pemain harus menghayati. Selain itu juga harus lahir dan batin. "Pemain Jamjaneng itu harus lahir dan batin. Misalnya jika sudah masuk waktu jam 12 siang, waktunya sholat ya harus sholat. Jangan malah tidak sholat," tuturnya.
Sementara itu, Panitia Festival Jamjaneng Muhammad Khasbi menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk nguri-nguri budaya asli Kabupaten Kebumen. Selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antar Grup Jamjaneng Se-Kecamatan Karangsambung. Dengan adanya festival diharapkan greget masyarakat kepada kesenian jamjaneng semakin bertambah.
Muhammad Khasbi berharap dengan adanya Festival Jamjaneng ini, generasi muda di zaman milenial akan sadar dengan kebudayaan asli yang dimilikinya. Sehingga Jamjaneng akan bisa diterima di kalangan muda-mudi. “Tidak ada yang salah saat menerima kebudayaan baru, namun hal ini jangan sampai melunturkan kebudayaan yang dimilikinya,” ungkapnya.
Sementara itu salah satu peserta Festival Jamjaneng dari Desa Widoro Mudjahid mengapresiasi kegiatan ini tersebut. Sebuah kebudayaan akan menjadi hal yang sangat efektif mempertahankan kesatuan dan persatuan. "Walau masih ada sedikit kekurangan, namun secara umum sudah cukup baik. Yang pasti kami sangat apresiasi atas kepedulian generasi muda terhadap budaya dan seni Islami, khusus yang asli Kebumen ini. Kami Komunitas Jamjaneng sangat bangga dan berterimakasih atas event kali ini," ucapnya, yang juga Ketua Dua Paguyuban Kesenian Tradisional Shalawat Jamjaneng Kebumen (Pastrajakeb) itu. (mam)
Dalam festival setidaknya terdapat sebanyak delapan grup Jamjaneng Se-Kecamatan Karangsambung. Mereka hadir dan mengikuti lomba Jamjaneng . Selain menggandeng masyarakat dalam melaksanakan festival jamjaneng tersebut Mahasiswa KKN IAINU Kebumen juga bekerjasama dengan lembaga keorganisasian Nahdlatul Ulama ditingkat Ranting dan Cabang Kabupaten Kebumen. Acara juga dihadiri oleh Camat Karangsambung R Nurdin Santoso.
Dalam kesempatan tersebut Camat R Nurdin Santoso menyampaikan sambutan sekaligus membuka Festival Jamjaneng yang dilaksanakan di GOR Serbaguna Desa Kedungwaru. Pihaknya menyampaikan menyampaikan Jamjaneng merupakan kebudayaan asli Kebumen. Dulunya kesenian ini juga dimainkan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah. Menurutnya, dalam memainkan jamjaneng para pemain harus menghayati. Selain itu juga harus lahir dan batin. "Pemain Jamjaneng itu harus lahir dan batin. Misalnya jika sudah masuk waktu jam 12 siang, waktunya sholat ya harus sholat. Jangan malah tidak sholat," tuturnya.
Sementara itu, Panitia Festival Jamjaneng Muhammad Khasbi menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk nguri-nguri budaya asli Kabupaten Kebumen. Selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antar Grup Jamjaneng Se-Kecamatan Karangsambung. Dengan adanya festival diharapkan greget masyarakat kepada kesenian jamjaneng semakin bertambah.
Muhammad Khasbi berharap dengan adanya Festival Jamjaneng ini, generasi muda di zaman milenial akan sadar dengan kebudayaan asli yang dimilikinya. Sehingga Jamjaneng akan bisa diterima di kalangan muda-mudi. “Tidak ada yang salah saat menerima kebudayaan baru, namun hal ini jangan sampai melunturkan kebudayaan yang dimilikinya,” ungkapnya.
Sementara itu salah satu peserta Festival Jamjaneng dari Desa Widoro Mudjahid mengapresiasi kegiatan ini tersebut. Sebuah kebudayaan akan menjadi hal yang sangat efektif mempertahankan kesatuan dan persatuan. "Walau masih ada sedikit kekurangan, namun secara umum sudah cukup baik. Yang pasti kami sangat apresiasi atas kepedulian generasi muda terhadap budaya dan seni Islami, khusus yang asli Kebumen ini. Kami Komunitas Jamjaneng sangat bangga dan berterimakasih atas event kali ini," ucapnya, yang juga Ketua Dua Paguyuban Kesenian Tradisional Shalawat Jamjaneng Kebumen (Pastrajakeb) itu. (mam)