Dr Imam Satibi MPdI |
Adanya harapan muncul Tokoh Milenial dalam percaturan Pilkada disampaikan oleh Rektor Institut Agama Islam Nadlatul Ulama (IAINU) Kebumen Dr Imam Satibi MPdI. Menurutnya representasi kepemimpinan muda millenial dalam membangun daerah Kebumen ke depan sangat prospektif. Ini tentuny seiring dengan memasuki era demografi dan disruption (dinamis). “Kami berharap ada tokoh milenial dalam Pilkada Kebumen,” tuturnya, Kamis (30/1/2020).
Memasuki era demografi dan disruption, lanjutnya, ditandai dengan meledaknya angkatan muda dan pergeseran paradigma off line ke online disegala bidang. Untuk itu kepemimpinan muda pun harus diberi ruang dalam pilkada.
“Setidak tidaknya diakomodir dalam posisi wakil bupati. Masa depan Kebumen menurut saya milik generasi muda, oleh karena itu saya berharap anak muda tidak hanya sekedar ditempatkan sebagai obyek pembangunan, melainkan juga harus menjadi subyek aktif dalam pembangunan Kebumen ke depan, "ujarnya.
Kandidat yang berpasangan dengan anak muda, menurut Dr Imam, tentunya akan memiliki daya tarik dan nilai jual tersendiri. Pilkada ke depan akan diwarnai dengan isu keterwakilan sebagai representasi diri. Jika ada anak muda yang berani turut serta dalam pilkada besok, bisa dipastikan akan membuka peluang segmen pemilih muda yang sangat menjanjikan.
“Apalagi pola komunilasi dalam kampanye ke depan menurut saya akan lebih banyak diwarnai oleh kampanye online atau medsos. Jika ada perpaduan kandidat dengan generasi baby bombers (off line) dan millenian (online) tentunya memiliki nilai lebih jika berhadapan dengan pasangan yang lainnya,” ungkapnya.
Persoalan-persoalan pembangunan, lanjutnya, ke depan akan banyak beririsan dengan kepemudaan. Dalam memecahkan masalah, paradigma anak muda harus digunakan. Sehingga sangat tepat jika anak muda ke depan harus menjadi skala prioritas dan capaian pembangunan khususnya berkaitan dengan ancaman kemiskinan bagi generasi muda. “Mengingat pentinya itu, saya sangat berharap kandidat pilkada ke depan tidak didominasi generasi jadul. Ini baik dalam jadul cara berfikir maupun jadul dalam usia. Setidak tidaknya ada pasangan bakal calon yang bervariatif dari kedua unsur,” ucapnya. (mam)