• Berita Terkini

    Minggu, 05 Januari 2020

    Kaum Difabel di Kebumen Dapat Pelatihan Menjahit

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Bukan hal yang mudah untuk mengajari menjahit. Dimana belajar menjahit mempunyai tingkat kerumitan tersendiri. Terlabih jika pesertanya merupakan orang yang berkebutuhan khusus atau difabel. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kursus dan Pelatihan LKP ENY’s.

    Ya, lembaga yang beralamat di RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Pejagoan ini baru-baru ini mendapatkan program untuk mengajari menjahit para difabel. Program ini terlaksana berkat kerjasama dengan Pemerintah Desa Kuwayuhan Pejagoan. Adanya program tersebut sangat penting dimana penyandang disabilitas dapat memperoleh kesempatan pelatihan ketrampilan.

    Pimpinan LKP ENY’s H Sodiman menyampaikan, pada awalnya untuk mengajari peserta berkebutuhan khusus memang mempunyai kesulitan tersendiri. Beruntung ada pembimbing yang menjadi “penerjemah” atau penghubung komunikasi antara instruktur dan peserta. “Adanya orang yang menjadi penghubung komunikasi antara instruktur dan peserta menjadi sangat penting,” tuturnya, Minggu (5/1/2019).

    Dalam proses belajar mengajar, peserta berkebutuhan khusus tersebut juga memerlukan bantuan khusus. Peserta mendapat sedikit bantuan terhadap beberapa hal yang memang tidak dapat dilakukan. Meski program ini merupakan kali pertama dilakukan LKP ENY’s, namun H Sodiman mengaku secara keseluruhan program dapat berjalan dengan baik. “Semua berjalan lancar dan baik,” paparnya.

    Pihaknya juga menyampaikan pentingnya ada program-program pelatihan untuk orang berkebutuhan khusus. Sebab para penyandang disabilitas sebenarnya juga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kendati demikian hingga kini penyandang disabilitas masih kerap termarjinalkan. “Mudah-mudahan kedepannya kepedulian kepada penyandang disabilitas akan semakin meningkat,” ungkapnya.

    H Sodiman juga mengucapkan terima kasih telah diberi kesempatan untuk dapat melatih penyandang disabilitas. Peserta juga mendapatkan materi, snack, peralatan menjahit dan satu pakaian, hasil praktik para peserta itu sendiri. “Peserta tampak antusian mengikuti program ini, berikut juga keluarganya,” jelasnya.
    Semetara itu Instruktur LKP ENY’s Hj Sarfungah awalnya mengaku bingung, saat hendak mengajari para peserta. Namun setelah program berjalan, ternyata dapat dengan baik terlaksana. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, jika kelak mendapatkan program yang sama kembali. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top